Risih dan Kasian

photo by: Dede ( beberapa pengemis di teras masjid)
photo by: Dede ( beberapa pengemis di teras masjid)

setiap jumat tiba Mesjid Al-munawarrah, tidak hanya di datangi para jemaah, tetapi juga pengemis.
Pengurus mesjid, Dr. Saproni M.Samin, M.Ed, menjelaskan, di dalam Islam dari sisi maslahat, ketika orang meminta tidak di beri maka berkata baiklah, jangan membentak. Kerapian dan keteraturan mereka disini kami atur, bagi jemaah tidak dilarang untuk memberi.

“Dahulu hingga sekarang pengemisnya orang yang sama, kitapun tidak bernyali untuk melarang karena kasian, mereka juga butuh makan seperti kita, ” tambah Saproni.

Jawanis, seorang janda tunanetra beranak tiga, ia berasal dari bangkinang dan menetap di Simpang Tiga, mengatakan, ia telah mengemis selama tiga tahun di Mesjid ini, selain itu di rumah makan, pasar dan jalan, setiap mengemis ia dengan kendaraan  bermotor, ia diantar anak bungsunya, terkadang mendapatkan tiga puluh atau dua puluh ribu perharinya.
“Memilih jadi pengemis karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan, saya harus menghidupi anak  sendirian, setelah ayahnya meninggal, dua sudah menikah dan satu lajang, anak-anak tidak melarang saya untuk mengemis karena mereka juga tidak mampu untuk membiayai saya,sementara saya harus membayar kontrakan 300 ribu perbulan, ” jelas Jawanis.

Begitu pula dengan Asis , janda beranak satu ia berasal dari kubang raya, mengungkapkan, ia telah mengemis selama tiga bulan di sini, selain itu di tempat lain, perharinya  ia mendapatkan tiga puluh atau empat puluh ribu, sebagai tunanetra hanya mengemislah yang bisa  ia lakukan.

Sebagian jemaah masjid merasa risih dan ada pula rasa kasian, Tamrin, alumni FEkon Jurusan Akutansi, misalnya  ia menyatakan, Pengemis itu memang dari dulu di sini,  ada perasaan risih, tapi jika mereka diusir kasian.
“Seharusnya pemerintah kota Pekanbaru dan pihak UIR bekerja sama untuk mengumpulkan mereka di panti-panti sosial dan dibina oleh lembaga-lembaga sosial yang ada di sini,“ ungkap Tamrin menambahkan.(Dede)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *