Media Sosial Tidak Mampu Menggantikan Komunikasi Antarpribadi

Prof. Deddy Mulyana guru besar Unpad dalam kuliah umum yang diadakan Ilmu Komunikasi UIR, Sabtu (6/12).
Prof. Deddy Mulyana guru besar Unpad dalam kuliah umum yang diadakan Ilmu Komunikasi UIR, Sabtu (6/12).

Ada tiga alasan kenapa kita perlu belajar komunikasi, pertama karena persepsi manusia bersifat subjektif. Kedua karena komunikasi memenuhi kebutuhan kita sebagai manusia. Ketiga karena komunikasi itu rumit, dinamis, dan terikat oleh budaya. Sehingga kita diperlukan mempelajari komunikasi terus menerus.

Begitu penjelasan Deddy Mulyana Guru Besar Fikom Universitas Padjajaran  (Unpad) dalam kuliah umum Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) di Auditorium Soeman HS Fakultas Hukum, Sabtu (06/12).

Pada abad digital ini, yang mana teknologi komunikasi semakin berkembang menurut Deddy adalah perpanjangan panca indra manusia. “Media sosial tidak akan mampu menggantikan komunikasi antarpribadi, baik secara tatap-muka, terutama pada komunikasi nonverbal lewat sentuhan dan bau-bauan.” Katanya.

Deddy Mulyana menjelaskan interaksi simbolik yang dipopulerkan oleh ilmuwan sosial George Herbert Mead. “Beberapa prinsip komunikasi yaitu sebagai suatu proses simbolik, mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan, terjadi dalam konteks ruang dan waktu dan bersifat irreversible atau efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali.”

Ia memberi contoh seseorang yang bergelut dalam dunia pers haruslah menanamkan nilai integritas atau Jujur pada diri sendiri, dengarkan hati nurani  serta satukan kata dan perbuatan. Miliki pengetahuan luas agar dapat memahami proses komunikasi yang berlangsung. Kemudian siapkanlah pesan untuk komunikasi atau isi media tersebut secermat mungkin.

Di depan para peserta kuliah umum Deddy berpetuah, Jadilah komunikator yang efektif  sehingga mampu mengembangkan kemampuan dalam berbicara, riset, berempati dengan orang lain, dan mampu berbahasa asing serta mampu dalam menulis.

“Gunakanlah teknologi komunikasi sebijaksana mungkin dari segi durasi, frekuensi dan waktu penggunaannya.” Katanya. Dede Yaste

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *