Lelaki harimau

 

sampul lelaki harimau

Berawal dari seorang bocah bernama Margio yang membunuh Anwar Sadat, kalimat tersebut juga merupakan akhir dari novel ini. Uniknya, saat saya membaca kalimat tersebut, saya justru tidak mengira bahwa kalimat di atas menunjukkan akhir dari novelnya  dan malah membuat saya terhanyut dalam setiap peristiwa yang dihadirkan penulis. Saya tahu Margio terperangkap dalam suatu pembunuhan seperti yang telah disebutkan di belakang kovernya, namun saya tidak menduga bahwa Anwar Sadatlah yang telah dibunuhnya.

Novel ini dibuat dengan alur maju mundur, dimulai dengan berita kematian Anwar Sadat yang dibunuh secara keji dan kejam oleh Margio. Margio yang tak mau mengaku malah mengatakan bahwa harimau di dalam dirinyalah yang telah membunuh Anwar Sadat. Seluruh motif dan peristiwa yang ada di dalamnya menunjukkan satu kesimpulan yaitu kekerasan yang dilakukan oleh seorang kepala keluarga dapat menimbulkan luka yang dalam dan dendam bagi korbannya, baik itu anak maupun istri dan akan berdampak pula pada kondisi psikologis mereka.

Margio adalah anak pertama dari pasangan tidak harmonis bernama Komar bin Syueb dan Nuraeni. Dari kecil Margio selalu memperoleh perlakuan kasar dari Komar. Tak hanya Margio, bahkan Nuraeni dan anak keduanya, Mameh, juga selalu menjadi korban amukan amarahnya. Komar yang sepanjang hidupnya selalu memukuli Nuraeni telah membuatnya menjadi wanita sinting yang selalu berbicara pada panci dan kompornya.

Mulanya, Nuraeni amat sayang dan cinta pada Komar hingga suatu ketika Komar pergi dari desa dan tak pernah sekalipun mengirimkan surat padanya. Hal tersebut telah membuat Nuraeni sakit hati dan membuat Nuraeni tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan Komar. Rasa cintanya pada Komar pun telah binasa, tak tersisa. Semakin hari sikapnya pada Komar pun semakin sinis dan beku. Perkawinannya dengan Komar adalah hal terburuk dalam hidupnya. Bisa dibilang kesialan juga.

Tak hanya Nuraeni yang membenci Komar, Margio pun membencinya. Sepanjang hidup Margio sering melihat Nuraeni mendapat siksaan dan perlakuan buruk dari Komar. Karena itulah ia membenci Komar dan berkehendak untuk menghabisinya. Sebagai seorang suami, Komar tidak pernah mengindahkan Nuraeni.

Nuraeni yang tidak pernah mendapat belaian lembut dan kehangatan dari suaminya, suatu hari memperolehnya dari Anwar Sadat. Pemahaman Anwar Sadat yang begitu memadai tentang wanita seolah memberitahunya bahwa Nuraeni merindukan sentuhan lembut seorang lelaki. Tanpa segan Anwar Sadat pun memenuhinya.

Baik Komar, Margio, maupun Mameh tak menyadari perubahan yang terjadi pada Nuraeni. Mereka melihatnya sebagai kesintingan belaka karena Nuraeni selalu bersikap aneh. Hingga suatu ketika Komar akhirnya mengetahui bahwa Nuraeni hamil hasil hubungan gelapnya dengan lelaki lain. Amukan Komar pun semakin menjadi-jadi. Margio yang jatuh cinta pada Maharani dengat amat terpaksa harus mengubur perasaannya. Ada luka di dalam keluarganya dan semuanya tersangkut-paut dengan Maharani. Amat sulit bagi Margio untuk menyampaikannya pada Maharani sebab Margio selalu terhalangi oleh rasa pemujaan terhadapnya.

Semakin ke belakang, semakin terkuak latar belakang Komar bin Syueb selalu bersikap kasar pada keluarganya. Seperti buku-bukunya yang lain, ceritanya tidak mudah ditebak. Dalam novel ini pun saya menemukan beberapa kosakata baru, seperti surau, lenguhan, pejal, begundal, pelor, mencungkupinya, dan masih banyak lagi. Kata-kata yang sangat jarang bahkan hampir tidak pernah saya temukan di novel-novel lain. Mulya Jamil

Penulis: Eka Kurniawan

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan I (Cover Baru): Agustus 2014

Halaman: 204 halaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *