Jikalahari Undang Empat Pemateri pada Seminar Lingkungan

Jikalahari Riau bekerja sama dengan sebuah perusahaan radio adakan seminar yang bertema “Seminar Lingkungan, Menyelamatkan Hutan dan Lahan Gambut Riau Dari Kobaran Api dan Asap Perusak Hutan dan Lingkungan Hidup”, di Hotel Grand Zuri Pekanbaru, Selasa (7/4).

Acara tersebut dibuka oleh Kasiarudin, ia mengatakan bahwasanya di Riau terdapat 20.870 titik api, dengan 5,7 juta Hektar lebih lahan gambut. “Solusi dari tanah gambut Riau adalah lahan gambut di Riau harus selalu basah,” terang Kasiarudin.

Dalam Seminar tersebut dihadirkan empat pemateri. Martin yang merupakan perwakilan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sampaikan untuk tanah gambut, masyarakat harus bermain dengan waktu, jika pemadam dan masyarakat tidak bisa mengatasi sumber terbakarnya, maka tanah gambut yang lain akan menyebar. “Untuk ke lokasi terbakarnya tanah gambut memang sulit, bahkan untuk se-level Brimob saja membutuh waktu dua hari, apalagi pemadam kebakaran,” jelas Martin.

Pemateri kedua dari Komisariat Polisi Hardian Pratama SK sebagai Kanit Tipidter POLDA Riau. Ia  mengatakan bahwasanya Polda akan bergerak kelokasi pemadaman jika BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) memantau adanya titik api.

Pencegahan Kebakaran hutan yang dilakukan oleh Polisi Daerah (Polda), yaitu dengan lakukan rapat membahas cara penaggulangan. Kedua, Polda pasang spanduk himbauan. Ketiga, buat dan sebarkan maklumat kepada masyarakat mengenai larangan membakar hutan, dan terakhir lakukan penyuluhan kepada masyarakat, tentang larangan membuka kawasan hutan dan lahan. Selain itu Polda juga menaburi garam di awan cumulonimbus untuk membuat hujan buatan, “jika semua udah kita laksanakan selanjutnya kita hanya bisa berdoa kepada tuhan, semoga tuhan menurunkan hujan,” tutupnya.

Untuk pemateri ketiga yaitu Edi Sritonga, yang merupakan perwakilan dari masyarakat. Ia Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Segamai. Melalui lembaga ini, Edi lakukan penyuluhan kepada masyarakat, tentang pentingnya menjaga Hutan Segamai. Karena hutan gambut yang terbanyak, terdapat di Desa Segamai.

Edi sampaikan bahwa upaya yang dilakukannya selama ini tidak sia-sia, hingga sekarang ia bisa buat Segamai jadi hutan yang miliki nilai jual untuk wisata. Namun, diakhir slidenya tertulis : ”Kami seluruh masyarakat segamai berharap Plt Gubernur segera mengeluarkan SK kami.”

Dan sesi terakhir oleh Jikalahari, Muslim Rasyid terangkan ada 4.7 juta hektar hutan Riau yang berubah menjadi pemukiman penduduk. Berdasarkan data Jikalahari, titik api yang diketahui di hutan Riau untuk 2014 adalah 20.827 titik api, meningkat drastis dari sebelumnya, yaitu 10.917 titik api.

“Dunia kita sebelumnya memang hutan, dan kita dulunya memang tinggal di hutan, maka dari itu sudah baiknya kita memelihara hutan, yang merupakan memang penghuni asli di bumi ini,” himbau Muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *