Mbak Nana (Najwa Shihab) Di UIR

Pekanbaru, Universitas Islam Riau-Ribuan mahasiswa dan peserta dari kalangan umum berbondong-bondong hadir di Aula PKM UIR untuk menyaksikan Meet and Greet Mata Najwa bersama Najwa Shihab dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia—Anies Baswedan— dengan tema “mantra layar kaca”, Jum’at (18/03).

Sebelum acara di mulai, para peserta harus melakukan registrasi ulang pada 10.00-12.00 WIB dengan pemberian cap di tangan sebagai bukti sudah melakukan registrasi ulang.

Menurut Happy Wulandari selaku ketua panitia acara mengatakan kuota untuk masuk telah disediakan. peserta dari UIR sekitar 2.500 orang, 100 peserta Umum dan 100 Siswa Menengah Atas.

PELATIHAN JURNALISTIK

Sebelum acara Meet and Great dimulai UIR dan Metro TV taja Pelatihan Jurnalistik yang dibuka untuk umum yang dipandu langsung oleh presenter Metro TV Rory Asyari.

Dalam pelatihan tersebut, Rory Asyari menjelaskan apa yang harus dilakukan sebelum membuat sebuah berita, yaitu rapat redaksi.

“Rapat Redaksi bertujuan untuk menentukan topik dialog, narasumber, angel, produksi berita, riset atau fact finding, konfirmasi narasumber, formulasi pertanyaan arah diskusi, brainstorming dengan narasumber, dan yang terakhir adalah show time!,” terang Rory.

Rory Asyari juga menjelaskan bagaimana cara sistem peliputan untuk menghasilkan berita yang baik. Pertama yang harus dilakukan adalah research internet, informasi awal, fact finding, interview, story writting, live report atau news package, “Seorang jurnalis tidak melulu menulis berita, kita bisa melakukan penyampaian berita dengan menambahkan animasi-animasi” jelasnya.

Setelah penyampaian materi selesai, Rory juga mengajak empat orang peserta untuk mencoba melakukan live report seakan sedang membawakan berita di depan kamera “Apabila melakukan live report, jangan semata-mata hanya untuk melaporkannya, akan tetapi kita harus menyampaikan dengan seolah-olah berdialog dengan pemirsa” tambahnya.

Terlihat peserta sangat menikmati acara tersebut, salah satunya Mahasiswa Fakultas Teknik Uir— Ikhsanul Iqbal—“ Acaranya sangat bagus, terlihat juga dari antusias peserta yang sangat banyak, dapat juga menambah wawasan tentang dunia jurnalistik, sangat menarik” ungkapnya.

TANYA JAWAB MBAK NANA DAN PAK ANIES
Setelah Pelatihan selesai, Najwa Shihab muncul dari belakang audiens, sorak gembira audiens memenuhi Gedung PKM UIR. Nana, panggilan akrab Najwa, dengan rambut yang terurai sebahu, memakai baju batik hitam matching dengan sepatu dan celana bewarna hitam menyapa audiens.

“Terimakasih banyak atas sambutan yang sangat hangat ini.” ujar Nana saat memasuki gedung PKM.

Nana pun berpantun dan menantang dua orang peserta untuk memberikan pantun dengan tema Rindu Mata Najwa. Peserta yang terpilih diajak naik ke atas panggung untuk memberikan pantun dan setelah selesai ada sesi foto bersama dengan Nana.

Kemudian Nana mengundang Anies Baswedan, perhatian audiens kembali beralih ke pintu utama. Anies tersenyum berjalan menuju panggung sambil melambaikan tangan ke kiri dan kanan menyapa audiens. Setelah dipersilahkan duduk, Nana pun menyampaikan kesannya.

“Selalu menyenangkan bertemu Anies Baswedan, karena dapat perspektif yang berbeda dalam persoalan.” Kata Nana.

Dialog dimulai, pertanyaan pertama yang dilemparkan oleh Nana adalah, bagaimana seorang Anies mendapatkan kosa kata dalam penyampaian.

“Kosa kata yang kita miliki itu berasal dari apa yang kita baca, dalam penyampaian asal kita tau apa yang kita mau katakan, maka akan jelas penyampaiannya tidak berputar-putar,” jawab Anies.

Ditanya tentang keaktifan Anies selama masa sekolah juga kuliah, Anies memberikan nasihat kepada mahasiswa bahwa selama masa kuliah mahasiswa harus bisa memanfaatkan waktu bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga luar kelas.

“Kuasai bahasa internasional, bangun kompetensi bahasa, pengetahuan di dalam diri, dan perluas jaringan,” tambahnya.

Perhatian audiens terarahkan ke layar proyektor yang mana menampilkan video tentang fakta-fakta unik seorang Anies Baswedan. Tawa memenuhi aula, tentang Anies yang tak jarang ketinggalan pesawat karena suka diskusi, sarapan favorit dan lain-lain.

“Apa satu hal yang belum orang ketahui tentang Anda?” Tanya Nana setelah tayangan video.

“Apa ya..”

“Saya pernah ikut tim gulat, dan Alhamdulillah menang,” jawab Anies bersamaan dengan tepuk tangan audiens.

Kemudian Nana menanyakan pertanyaan seputar jabatan Anies selaku Menteri Pendidikan, “Apa yang tidak terbayangkan sebelumnya menjadi mentri?” Tanya Nana.

“Kalau bicara soal ukuran, pendidikan itu ukurannya besar, cakupannya luar biasa, bayangkan guru saja ada 2,9 juta, sekolah 202.000.” terangnya.

“Jadi apapun keputusan yang anda ambil akan mempengaruhi semuanya, jikalau salah mengambil keputusan, habislah kita,” ujar Nana.

“Doakan saja, keputusan-keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik,” jawab Anies sambil tersenyum.

“Jalan 1,5 tahun menjabat sebagai mentri pendidikan dan kebudayaan, apa keputusan yang terberat yang pernah diambil?”

“Keputusan terberat yang pernah diambil adalah ketika bulan November, saya baru mulai bertugas satu bulan, saya harus mereview kurikulum yang baru dilaksanakan, kurikulum waktu itu baru dijalankan tiga bulan, tetapi banyak sekali permasalahan dari seluruh indonesia, banyak keluhan, guru-guru belum semua dilatih dengan benar. Jadi saya menata, menyusun revisi dan meimplementasikan kurikulum dengan bertahap,” jawab Anies.

Setelah berdialog dengan Anies, giliran Anies mewawancarai Nana.

“Loh, kok saya yang ditanya?” Tanya Nana sambil tersenyum.

Anies pun bertanya kepada audiens setuju atau tidak, audiens pun bersorak setuju.

“Gini loh, persepsi tentang Nana itu, galak, tajam dan tidak akan membiarkan tamunya lewat begitu saja, apa pendapat anda?” Tanya Anies.

“Persepsi galak itu, mungkin ke politisi mas Anies, karena saya rasa politisi kita itu adalah orang-orang yang suka menyembunyikan penjelasan, atau terkadang melebih-lebihkan maksud kepentingannya, jadi tugas wartawan jika ada politisi berbicara tugas pertama adalah tidak percaya, ada kepentingan apa, ada maksud apa.” Jawab Nana..

“Kok mau sih jadi wartawan?”

“Saya itu lulusan fakultas hukum jadi sewaktu kuliah dikasi kesempatan magang di RCTI, dan dari situ saya berpikir bahwa tidak ada profesi yang tidak menyenakan selain menjadi wartawan,” jawab nana.

Pertanyaan beralih seputar acara TV Mata Najwa, “Pernah ga wawancara yang narasumbernya ini nyebelin?”

“Saya tidak pernah menyesal mengundang orang, menurut saya, setiap orang pasti punya cita-cita menarik yang ditanyakan, jikalaupun tidak menarik itulah tugas saya yang membuat menarik dan bisa didapatkan manfaatnya.”

“Ada ga narasumber yang susah diwawancara?”

“Siapa ya.. sebetulnya tidak ada yang susah, tetapi jikalau topiknya menyangkut tragedy kemanusiaan seperti mutilasi, saya wawancara dengan keluarga korban, saya kadang larut dalam cerita, saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya ketika ditanyakan seputar hal tersebut.”

“Kenapa, mata najwa goes to campus?”

“Karena saya merasa bahwa penonton utama mata najwa adalah mahasiswa. Setiap topic dan siapa tamu yang diundang, yang pertama kali saya tanyakan adalah apa yang pemirsa dapatkan dari tayangan 1,5 jam ini, saya ingin mereka harus dapat suatu hal yang baru, inspirasi, keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, dan biasanya itu selalu muncul dari mahasiswa, selalu enak berdiskusi dengan mahasiswa dan mengantarkan sesuatu yang baru itu ke mahasiswa.” Jawab Nana yang disambut dengan tepukan meriah oleh audiens.

Mengenai award yang didapatkan oleh Nana sebagai presenter terfavorit dan terbaik, Anies pun menanyakan bagaimana rasanya, apakah berat dinobatkan sebagai presenter terfavorit dan terbaik.

“Alhamdulillah kalau kemudian dinilai seperti itu, kadang saya suka malu kalau orang minta foto dan tanda tangan, saya itu bukan artis. Sebetulnya presenter itu wartawan cuman saja medianya telivisi jadi dilihat dan dikenal orang. Namun yang saya khawatirkan adalah ketika kesuksesan diukur dengan popularitas. Sukses itu bukan popular, karena jika tolak ukurnya popular, maka orang-orang akan berlomba-lomba untuk menjadi popular bahkan sekalipun untuk hal yang buruk. Sukses itu sekecil apapun yang kita perbuat bisa memberikan dampak baik untuk orang banyak,” jawab Nana.

“Dengan popularitas seperti ini, kapan mau masuk politik?” Tanya Anies sambil tersenyum.

“Politik?” Tanya Nana.

“Setuju tidak Nana masuk politik?” Tanya Anies ke Audiens, ada yang menjawab setuju dan ada yang tidak.

“Jikalau ditanya sekarang, jawabannya tidak. Karena, untuk sekarang jika saya masuk ke politik saya rasa akan lebih banyak mudharatnya dari manfaatnya.” Jawab Nana bersamaan dengan tepuk tangan audiens.

Oleh : Reporter AKLaMASI, Mulya Jamil, Widya Septyati, dan Arniati Kurniasih ( Reporter Magang)
Editor : Rifal Fauzi
Foto : Dok. UIR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *