Robohnya Spanduk Kampanye Capersma UIR 2016

UIR, Pekanbaru, aklamasi.net- Pemasangan spanduk masing-masing calon tampak mulai ramai terpajang mengisi seluruh sisi jalan lingkungan Universitas Islam Riau, Senin (21/3).

Beragam ukuran—mulai dari yang terkecil hingga terbesar, bermacam ekspresi masing-masing calon, visi-misi, penjabaran prestasi, tanggapan pendukung dan berbagai pesan persuasif terpampang di sana.

Salah satu tempat pemasangan spanduk yang digunakan para calon presiden mahasiswa (Capresma) yaitu pinggir taman depan—Bundaran Utama Universitas Islam Riau (UIR).

Minggu (27/03), pukul 19.00 WIB, tampak salah satu spanduk dari calon nomor 5, Dwi Agus Putra ambruk. Di mana, spanduk tersebut berisi beberapa tanggapan pendukung untuk calon.

“Spanduk itu sangat kokoh dipasang dengan kayu. Kawan kami sempat memanjatnya, tapi nggak tau kok bisa ambruk seperti itu,” ungkap Capresma nomor 5.

Sebelum kejadian itu, Putra bersama tim suksesnya adakan konsilidasi—mengkumpulkan kawan-kawan dari berbagai fakultas sebanyak 250 orang pada pukul 13.30 WIB di Aula Fakultas Hukum UIR.

“Setelah adzan maghrib kami dapat kabar, bahwa spanduk kami roboh. Konfirmasi kepada petugas keamanan, saat itu mereka tidak ada di lapangan,” jelasnya.

Menanggapi masalah ambruknya spanduk calon nomor 5, Kepala Keamanan UIR, Aldison SH mengatakan, jika tidak mengganggu aktifitas mahasiswa di kampus, pemasangan spanduk tidak pernah dilarang. Pembongkaran akan dilakukan pihaknya, jika mendapat laporan dari pihak atasan—Wakil Rektor (WR) III UIR.

“Ada tim sukses dari salah satu calon meminta kami untuk melakukan pembongkaran spanduk, selagi tidak menggangu dan tidak medapat laporan dari WR III, kami tidak akan melakukan pembongkaran. Kalau masalah spanduk yang jatuh itu, saya kurang tau kronologi kejadiannya dan saya juga menghubungi ke pihak BEM UIR untuk segera diperbaiki, karena posisinya sudah mulai roboh,” terangnya.

Aldison juga akui, Yusroni—mantan Presiden Mahasiswa (Presma) UIR 2013-2014, pernah memintanya untuk menurunkan spanduk salah satu Capresma, dengan alasan kurang indah.

“Saya tidak tahu dia dari tim sukses mana dan saya tidak begitu tahu tentang aturan-aturan pemasangannya. Tapi ada pihak Badan Pemilihan Raya Mahasiswa (BPRM) yang mengatur tentang itu. Saya juga bertanya pada Yusroni, apakah ini politik dari kalian?Dia hanya tertawa saja,” terangnya.

Bagi Ari juprika Capresma nomor urut 3, akui spanduknya tak terlalu banyak, tapi juga mengalami hal yang sama seperti Capresma nomor 5.

”Entah itu dari alam atau perbuatan dari oknum-oknum tertentu. Ada juga brosur yang dibuang dari fakultas lain,” katanya.

Mengenai hal itu semangat Ari tidak melemah untuk maju di Pemira kali ini. Menurutnya oknum tersebut merasa was-was terhadapnya.

“Kami tidak tau siapa yang melakukannya jadi tidak bisa melakukan tindakkan apa-apa, jadi jika dilepas akan kami tempel lagi,” ujarnya.

Menanggapi kasus robohnya spanduk Capresma nomor 5, Ari menjelaskan bahwa ia tidak tau persis kejadian tersebut. “Memang ketika sudah roboh, kami tengah memasang spanduk pada Minggu malam (27/3). Ketika itu, tim sukses (Timses) 5 sedang membenahi spanduk yang roboh. Kalau menurut saya pribadi itu karena alam, dan saya berharap kawan-kawan dapat santun berpolitik dan menjaga etika,” tambahnya.

Menurut Rizky Elviano—Timses Capresma nomor 4, spanduk mereka juga pernah dirusak, tepatnya di Fakultas Teknik dan Agama Islam UIR. “Ketika spanduk pasangan nomor 5 rusak, spanduk kami juga turut hilang di bundaran tersebut. Kami takut ini semacam adu domba antar calon,”jelasnya.

Oleh : Reporter Magang AKLaMASI, Arniati Kurniasih
Editor : Rifal Fauzi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *