Etnografi dan Sejarah

Berangkat dari pertanyaan hubungan etnografi dan sejarah, begitulah materi Etnografi dalam Penelitian Sejarah yang dibuka oleh Nurhady Sirimorok. Materi ini disampaikan dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) di BP PAUD dan Dikmas Sulawesi Selatan, Selasa (11/10). Berbagai pendapat disampaikan oleh peserta, salah satunya bahwa etnografi ini adalah cara untuk menemukan narasumber yang dibutuhkan ketika sedang meneliti sejarah.

“Kenapa pertanyaan tersebut penting dan kita diskusikan diawal? Adalah untuk melihat masa lalu, kita butuh etnografi sebagai alat bantu,” terang Nurhady.

Etnografi merupakan sebuah penelitian sekaligus produk etnografi itu sendiri. Dalam etnografi, terdapat metode-metode, tujuan untuk memahami dan menjelaskan konteks kulural dari pengalaman sehari-hari.
Terdapat beberapa hubungan sejarah dan etnografi yakni, perbandingan. Bagaimana membandingkan sejarah jaman dahulu dan sekarang. Serta keberlanjutan dan keterputusan, dari sejarah tersebut apa yang bertahan dan lenyap di jaman sekarang. Bagaimana hubungan penggunaan masa lalu oleh masa kini.

Diskusi terasa nikmat, komunikasi dua arah terus terjadi. Wawan, peserta dari Lembaga Pers Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung menanyakan perihal penggunaan masa lalu. “Bagaimana dengan jika membangga-banggakan suatu budaya yang membuat kita stagnan, apakah itu penggunaan masa lalu yang salah.”

“Nah, itu bergantung pada dampaknya. Bisa penggunaan masa lalu itu salah, bisa benar. Contoh, ada budaya yang jika orang membunuh keluarga saya, maka saya tak perlu ia masuk penjara, saya akan balik membunuh orang tersebut. Dampak berbahaya ini lah yang membuat penggunaan masa lalu itu salah. Nah, ini kita cari tau lewat penelitian etnografi, kenapa operasi pikir mereka seperti itu,” jelas Nurhady.

Butuh waktu dan harus lewat penelitian lapangan dalam melakukan etnografi. Menjadi etnografer itu, semua harus dipertanyakan. Selain itu, ada pengetahuan tersembunyi yang ada di setiap narasumber. Etnografer harus mengangkat alam bawah sadar narasumber dan membuat pengetahuan tersebut menjadi eksplisit.

Reporter : Widya Septyati
Editor : Sofiah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *