Asmaul Husna menjadi Daya Tarik Gunung Talang

Gunung Talang memiliki ketinggian 2.597 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) merupakan salah satu gunung yang berlokasi di Sumatera Barat dan gunung merapi aktif yang berada pada di Kabupaten Solok setelah Gunung Marapi Bukittinggi dan Kerinci.

Jika berangkat dari Solok, nantinya akan menjumpai Tugu Ayam yang berada di daerah Arosuka. Dan maju terus sembilan Kilo Meter (KM) kearah Padang maka akan menjumpai daerah perbukitan disekitar kaki Gunung Talang, di kelilingi dengan perkebunan teh dan pertanian holtikultura.

Terdapat dua jalur pendakian pertama, dari Desa Air Batumbuk dan kedua, dari Bukit Sileh. Kali ini saya dan kawanan lewat jalur pendakian Ai Batumbuk.  Sebelum sampai di pos pendaftaran pendaftaran atau rambu (Di Gunung Talang disebut rambu atau R) akan menjumpai  perumahan masyarakat petani pengelola perkebunan daerah sekitar. Di rambu pendaftaran pendaki harus membayar Rp.10.000 perkepala dan Rp.10.000  untuk parkir motor. Dari sanalah pendaki mulai melangkah demi langkah diatas krikil. Terdapat 54 rambu pendakian di Gunung Talang.

Dari rambu pendaftaran dan selama perjalanan menuju puncak, para pendaki akan menemui plang yang bertuliskan bagian bagian Asmaul Husna (99 Sifat-sifat Allah dalam Islam) dan di atasnya ada rambu serta angka yang menunjukkan itu bagian Asmaul Husna yang keberapa. Di mulai dari bawah dan yang ke 99 berada di puncak.

Sekitar 200 meter keatas, pendaki akan mulai menemui jalanan terjal dan licin apalagi setelah hujan turun, maka jalan setapak itu akan sangat licin. Tak jarang para pendaki yang melintas terpeleset dan berakhir seperti kerbau yang baru keluar dari persemayamannya.

Pendaki biasanya mendirikan tenda di lahan datar luas yang memiliki aliran sungai di tengahnya, berada di sekitar Asmaul Husna yang ke-55. Tak jarang para pendaki meninggalkan barang-barang ditenda dan mulai mendaki menuju puncak dengan berbekal air minum. Di atas lahan luas perkemahan, terdapat kawah yang mengeluarkan asap tebal dan bau belerang.

Keterangan : Lokasi di mana para pendaki dirikan tenda dan ngcamp di cadas.

Sungai yang mengalir di daerah perkemahan juga menjadi kelebihan yang menjadikan Talang salah satu target wisata. Para pendaki tidak akan kekurangan air ketika ngecamp disana. Berbeda dengan Gunung Marapi di Bukittinggi. Para pendaki agak sulit mendapatkan air dan sumber air terakhir  berada di pintu angin, tempat terakhir yang di tumbuhi tanaman sebelum naik kecadas.

Berbeda dengan Gunung Marapi di Bukittinggi yang memiliki pesona taman Edelweis dan Gunung Singgalang dengan Telaga Cermin atau Telaga Dewi. Dari lahan tempat perkemahan di punggung Gunung Talang, para pendaki sudah bisa menikmati pesona tiga danau ; Danau Di Atas (berada di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti), Danau Di Bawah (Berada di Nagari Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya) dan Danau Talang (Berada di Kampung Batu Dalam, Kecamatan Danau Kembar) serta beberapa gunung lain seperti Gunung Marapi, Singgalang dan Kerinci.

Keterangan : Alam yang kurang bersahabat menjadikan kabut kala itu, sehingga ketiga danau tersebut tidak tampak dengan jelas.

Sekitar 300 meter menuju puncak akan menemui dua kantin yang menyediakan beberapa cemilan dan tempat istirahat bagi para pendaki yang baru turun dari puncak.

Jika mendaki puncak dari sisi sebeleh kiri kawah , maka akan di kelilingi hutan mati. Pendaki harus melewati jalan setapak dengan luas sekitar dua meter dengan kawah di sebelah kanan dan jurang di sebelah kiri. Setelah melewati rintangan itu, pendaki akan menjumpai puncak tertinggi talang dan tertancap plang yang bertuliskan bagian Asmaul Husna yang terakhir.

Keterangan : Foto bersama dengan kawanan pendaki di puncak Gunung Talang.

Reporter : M. Arif Budiman

Editor : Sofiah

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *