Menyikapi Penolakan, WR 3 Kumpulkan Mapala Fakultas

Sempat simpang siur wacana akan disatukan dan banyak mendapat tanggapan penolakan dari pihak terkait, menanggapi hal itu Ir. Rosyadi, M.Si–Wakil Rektor (WR) 3–kemudian mengundang Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) tingkat Fakultas Universitas Islam Riau (UIR) beserta Wakil Dekan 3 masing-masing Mapala Fakultas tersebut, untuk melakukan musyawarah terkait bagaimana nasib organisasi yang identik dekat dengan Alam ini kedepannya.

Mapala tersebut diantaranya Fasifik (Mapala Fakultas Ilmu Sosial dan Politik), Mafakumpala (Mapala Fakultas Hukum), Mapedalimappsy (Mapala Fakultas Psikologi), Mapala Jati FKIP UIR, Satwa Sahara (Mapala Fakultas Ekonomi), Mapedalima Hangtuah (Mapala Fakultas Teknik) dan Impal Pandawaseta (Mapala Fakultas Pertanian).

Kegiatan berlangsung di Ruang rapat WR III, dimulai pada pukul 14.30 WIB hingga 16.30 WIB. Pihak Mapala yang dapat mengikuti musyawarah hanya ketua, sedangkan anggota lainnya menunggu di luar ruangan, dikarenakan pindahnya lokasi dari semula yang tertera diundangan ruang sidang Rektorat, Jumat, (20/10).

Hasil dari musyawarah dipaparkan oleh Rosyadi dan telah disetujui bersama oleh forum dengan menetapkan pertama, tetap adanya Mapala fakultas, namun terdapat aturan yang harus ditaati diantaranya penertiban jam malam untuk yang tidak berkaitan dengan aktivitas akademik, program kerja dilaporkan ke Wakil Dekan III untuk dievaluasi, kemudian mengurangi kegiatan yang diangggap ekstrim dan setiap kegiatan harus berkoordinasi dengan BEM.

Kedua, kegiatan malam diperbolehkan setelah berkoordinasi dengan pihak fakultas dan keamanan. Ketiga, UKM Mapala harus ada dosen atau pembimbing. Empat, SK yang belum ada akan dikeluarkan. Lima, adanya dukungan materil untuk kegiatan ditingkat regional hingga internasional.

Adil Mulyadi–Ketua Mapala Mafakumpala–mengatakan, adanya musyawarah dan keputusan tersebut titik terang Mapala kedepannya untuk menjadi lebih baik lagi,
“nantinya bakal ada beberapa hal yang didiskusikan dengan para anggota lainnya.” Ujarnya kepada Aklamasi.

Senada dengan Adil, Diana insani–anggota penuh Mafakumpala–kepada Aklamasi mengaku senang dengan adanya keputusan ini, karena akan didukung baik dana maupun administrasi oleh WR 3, “Sebelumnya akhir-akhir ini bantuan sangat sulit didapatkan,” ucapnya.

Namun ada hal yang masih agak dikhawatirkan akan mengganjal seperti diutarakan Voni–Bendahara Mapedalimappsy-tentang syarat, kegiatan yang dilakukan mapala fakultas harus berkordinasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Karena di Daulah Mahasiswa (Dauma) pada pasal 16a tertera bahwa mapala independen dan tidak harus berkordinasi dengan BEM jika berkegiatan. “Keinginan WR 3 ya harus berkordinasi.” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menganggap berkordinasi dengan BEM itu agak mengganggu, karena sudah ada program kerja masing-masing walau kebijakan dari WR 3 agar BEM lebih bekerja aktif dan ada laporan dari BEM itu sendiri terkait Mapala.
“Okelah berkordinasi, namun kalau nanti mereka (BEM) tidak setuju, itu bisa menghambat,” imbuhnya.

 

 

Reporter : Tomy Ginting, Sofiah
Editor : Tomy Ginting
Foto : Mapala
Infografis : Arif Budiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *