Bahasa Identitas Bangsa

Bulir ketiga sumpah pemuda “ kami putra putri Indonesia  berbahasa satu bahasa Indonesia” melambangkan persatuan Bahasa Indonesia dengan bahasa sebagai alat pemersatu. Namun pada masa sekarang bahasa tidak hanya untuk alat tetapi sebagai karya seni yang indah.

Ternyata hal ini yang mendasari  Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMA PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau (UIR) dalam memperingati hari bulan bahasa yang akan digelar pada pada tanggal 13 hingga 18 November di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UIR, HIMA PBSI membuka pendaftaran pada tanggal 9 Oktober sampai 4 November.

Mengangkat tema Penguatan Bahasa dan Sastra Indonesia Sebagai Pembangun Karakter Bangsa, acara yang akan di selenggaranakan terdiri dari seminar, lomba pidato, baca puisi tingkat Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) se-Riau, lomba baca puisi, musikalisasi puisi, drama komedia tingkat Sekolah Lanjut Tingkat Akhir (SLTA) se-Riau, lomba baca syair dan puisi tingkat mahasiswa se-Riau, lomba baca puisi dan karya ilmiah tingkat guru se-Riau serta lomba cipta puisi dan cerpen tingkat SLTP, SLTA dan Mahasiswa se-Indonesia. Untuk peserta yang berasal dari luar Riau cukup mengirimkan karya sastranya melalui email kepada panitia.

Bupati HIMA PBSI Eko Efryanto selaku Bupati HIMA PBSI jelaskan bahwa bulan bahasa ini merupakan acara tahunan yang digelar untuk tingkat Pekanbaru, Riau hingga Sumatera dan untuk tahun ini akan diadakan untuk tingkat Nasional, “ dalam tingkat nasional hanya ada dua kategori perlombaan saja, yaitu cipta puisi dan cerpen tingkat SLTP, SLTA dan Mahasiswa” ungkapnya.

Banyaknya jumlah peserta yang mendaftar membuat Ayu Winda Sari mahasiswa jurusan PBSI FKIP semester satu juga ungkapkan bahwa selain untuk memperingati hari bulan bahasa, acara ini dapat memperkenalkan kampus sebagai wadah untuk menyalurkan kreatifitas dan bakat yang dimiliki oleh siswa dan mahasiswa serta memperkenalkan UIR ketingkat nasional.

“ Dengan acara ini remaja semakin sadar dan kembali mengingat arti penting Bahasa Indonesia sebagai alat saat pada masa perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan Indonesia sehingga menjadikan bahasa sebagai bulir ketiga dalam sumpah pemuda” tutup Ayu.

 

Reporter : Yenny Elvira (Magang)

Editor : Arniati Kurniasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *