Membuka Diklat, AKLaMASI Taja Seminar Melawan Hoax

Seminar nasional yang menjadi pembuka rangkaian acara Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar (DJTD) XXI AKLaMASI, bertempat di auditorium Fikom UIR, Jumat, (7/4). (Foto : Janaek Simarmata).

AKLaMASI.net, Pekanbaru – Media dalam serangan Hoax menjadi tema yang diangkat AKLaMASI dalam seminar nasional kali ini. Seminar ini juga menjadi pembuka rangkaian kegiatan Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar (DJTD) ke-XXI.

Bertempat di auditorium Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Riau (UIR). Dengan pemateri Suwarjono dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Dan Fauzan Surahman dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Riau. Dihadiri peserta dari mahasiswa mahasiswi UIR serta juga perwakilan siswa SMA sederajat yang ada di Pekanbaru. Jumat, (7/4).

Laras olive-pemimpin umum AKLaMASI-katakan seminar ini bertujuan agar peserta diklat mengetahui apa itu organisasi media pers mahasiswa yang sebenarnya, dan bagaimana praktik kerjanya. “Belajar bersama dan juga melawan hoax yang meresahkan.” Jelas Laras.

Dalam pemaparan materinya Suwarjono menjelaskan ciri-ciri hoax diantarnya judul cenderung provokatif, kompor atau memancing klik. Kemudian nama situs media hampir mirip dengan contoh seperti kompas dan Kompass. Kemudian media tersebut baru dan tidak jelas.
Selanjutnya konten berita yang tercampur opini dan tidak jelasnya sumber berita serta minim akan fakta.

Selanjutnya ia memaparkan penyebab hoax diantaranya adalah niat pelaku untuk mendapatkan keuntungan bisnis.
Kemudian niat pelaku untuk propaganda Pilpres, Pilkada, SARA kebencian dan lain sebagainya.

Dipengaruhi juga algoritma media dan sosial media mengikuti kebiasaan yang publik akses, sehingga menjadi celah pelaku untuk memanfaatkan penyebaran hoax.

Ia mencontohkan berita hoax ironman from bali, dimana seorang pria menemukan cara bagaimana tangannya yang stroke bisa berfungsi normal setelah dibantu oleh alat. Namun ketika dikaji oleh dokter dan ahli kesehatan ternyata itu adalah bohong. “Ternyata tangannya normal, tidak benar terkena stroke, dan ia telah menipu.” Jelas Ketua AJI 2015-2017 ini.

Ia juga menceritakan di Rusia ada 150 media yang memproduksi fake news propaganda dan menjadi viral, untuk memilih trump pada saat Pemilihan Presiden Amerika beberapa waktu lalu. “Rata-rata kontributor adalah anak SMA dan tujuan mereka bukan untuk kepentingan ideologi atau politik, namun demi uang.” Jelasnya.

Selanjutnya pemaparan materi dari Fauzan Surahman yang menjelaskan materi tentang penyiaran media televisi.
Kemudian pengalungan name tag peserta DJTD secara simbolis kepada dua peserta.
Diteruskan penyerahan hadiah kepada yang bertanya dan pemberian cinderamata kepada pemateri. Dan ditutup dengan foto bersama.

Reporter : Saiful, Leni (magang)
Editor : Tomy Ginting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *