Diskusi Jurnalistik Lingkungan

Mayandri dwi lestari selaku moderator memberikan kata sambutannya dalam diskusi yang ditaja oleh Mapedalhi Mappsy Fakultas Psikologi UIR. Bertempat warung Six Panam, Senin (12/5). (Foto : Salwa nafisa) 

AKLaMASI.net, Pekanbaru – Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Mapedalhi Mappsy Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau (UIR), mengadakan kegiatan diskusi interaksi jurnalistik lingkungan. Dengan mengundang pemateri Laras Olivia dan Ade kurniawan dari Media Mahasiswa AKLaMasi UIR serta Rahmad Adi dari Mapala Fasifik.
Yang dilaksanakan mulai dari 20.30 WIB hingga selesai. Di warung Six Panam, Senin (12/5).

Diikuti dari berbagai komunitas seperti Lindungi Hutan Riau, komunitas YFCC Riau, MTMA Riau, FSI Al Furqon fakultas Psikologi, serta rekan-rekan Mapala se-UIR.

Mayandri dwi lestari-anggota muda Mapedalhi Mappsy mengungkapkan tujuan diadakannya ruang diskusi jurnalistik lingkungan ini, untuk mengasah kemampuan menulis maupun kreativitas. Serta memenuhi kebutuhan anggota muda Mapedalhi-Mappsy.

Ia juga mengatakan kegiatan ini berguna meningkatkan bagi para penggiat alam bebas untuk lebih aktif mengemas perjalanan dalam bentuk dokumentasi.

Ia juga menambahkan, selain bisa mendokumentasikan penjelajahan kegiatan alam bebas. Bisa sebagai penunjang Eko-Wisata, pelestarian lingkungan, serta upaya konservasi. “Karena jurnalistik sangat berperan dalam konservasi yang menjadi sarana penyebar luasan informasi.” Jelasnya.

Dari salah satu pemateri, Rahmad Adi menjawab pertanyaan mengenai pembekalan serta perlindungan data yang diberikan oleh pemerintah kepada penulis. Ia mengisahkan seorang fotografer yang mana hanya menampilkan sebelas foto dengan satu permasalahan, namun pengumpulan data selama tujuh tahun lamanya.

Ia melanjutkan, perlindungan data tergantung data yang kita miliki. Apakah data yang dimiliki itu berupa faktual atau bukan.
“Perlindungan data akan terlindungi dengan ketentuan data harus falid serta dapat dipertanggung jawabkan.” Jelasnya.

Di akhir sesi diskusi, moderator mengambil sebuah kesimpulan. “Jangan pernah ragu untuk menulis jangan pernah ragu untuk menuangkan apa yang dalam pikiran.” Ujar Maya dalam penutup diskusi ini.

Reporter : Salwa nafisa
Editor : Tomy Ginting 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *