Fakultas Teknik Menarik Diri dalam Aksi 3 Oktober

Oleh: Fadhli Abi Rafdi


Kamis (03/10), mahasiswa Universitas Islam Riau melangsungkan aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Provinsi Riau, menuntut pemberantasan Karhutla (Kebakaran hutan dan lahan), usut tuntas kerusuhan di Wamena dan tolak tindakan represif dari oknum aparat kepolisian terhadap mahasiswa.

Menjelang mahasiswa UIR melaksanakan aksi yang direncanakan pukul 13.00, ditemukan spanduk kain di 3 titik dalam kampus UIR dengan narasi yang menunjukkan sikap Fakultas Teknik terhadap aksi tersebut—di Fakultas Teknik, Gerbang Belakang dan Halaman Depan Rektorat.

Spanduk pertama “Teknik Menolak” berada di depan Fakultas Teknik, spanduk kedua “Mahasiswa teknik tidak ikut aksi, Our home Our rules” di depan Rektorat UIR, dan spanduk ketiga “Teknik Menolak ditunggangi, Teknik open house” di gerbang belakang UIR.

Gubernur Teknik, M. Habiburrahman setelah dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwasanya ini sesuai dengan kesepakatan bersama antara Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) se-lingkungan Fakultas Teknik pada Rabu (02/10) dini hari.

“Sikap kami merujuk pada tuntutan yang tidak sesuai dan tidak tepat sasaran. Sedangkan isu yang sedang bergejolak saat ini adalah tentang Revisi UU KPK dan RUU KUHP. Aksi kali ini kami tidak diikutsertakan dalam diskusi dan konsolidasi pembentukan koordinator aksi. Tidak wajar ketika kami turun, kami kosong. Tanpa ada diskusi dan kajian perihal tuntutannya,” ujarnya.

Sempat ada konsolidasi akbar di lapangan MTQ antara kampus UIR dan beberapa kampus di Pekanbaru pada Kamis (26/09). Dalam konsolidasi tersebut memang tidak ada membahas mekanisme dan teknik lapangan ketika akan melakukan aksi.

Kemudian, gubernur fakultas selingkungan UIR berdiskusi di sebuah Café depan kampus UIR. Diskusinya memang membahas tuntutan menolak revisi UU KPK. Tetapi disepakati untuk mengangkat tuntutan tersebut di aksi yang kedua.

“Mekanisme turun aksi ada 3 tahapan, yaitu diskusi, audiensi dan aksi. Nah, kenyataan yang terjadi sekarang adalah kami tidak dilibatkan dalam diskusi dan audiensi, hanya dilibatkan dalam aksi. Maka dari situ timbul keresahan dan pertanyaan dari kawan-kawan di Fakultas Teknik. Apa yang sebenarnya terjadi,” sebut Fahrul Rozi, mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2016.

Perihal spanduk yang tersebar di tiga titik dalam kampus, Fahrul Rozi mengatakan bahwasanya  itu murni kegelisahan dan keresahan Mahasiswa Teknik.  Dan tidak ada narasi provokasi dalam kalimat spanduk itu yang menyinggung lembaga ataupun fakultas yang ada di UIR.


Editor: Ardian Pratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *