Informasi Visual Cara Baru Meningkatkan Literasi


Oleh : Fadhli Abi Rafdi


Festival Media merupakan agenda tahunan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Aliansi Jurnalis Independen (AJI), yang tahun ini resmi berumur 25 Tahun. Tersebar di 38 kota se-Indonesia, kali ini, Jambi ditunjuk menjadi tuan rumah Festival Media ke-8 dengan tema “Literasi Di Era Disrupsi”.

Acara diadakan di Balai Diklat Badan Pelatihan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi, Kecamatan Kota Baru. Sabtu dan Minggu, (16-17/11).

Disrupsi dapat dikatakan sebagai Era perubahan yang terjadi begitu cepat dengan perkembangan teknologi, mengalami pergeseran sehingga perusahaan teknologi digital dapat merajai dunia dengan kemampuan data yang menjadi informasi penting.

Penyebarannya juga sangat cepat dan masif, dengan pengguna internet dan media sosial yang lebih dari setengah populasi penduduk Indonesia membuat penyebaran informasi sangat meluas dan intens sehingga masyarakat sulit menilai kredibilitas suatu informasi.

Festival ini juga merupakan salah satu momen dimana Jurnalis, Media dan Publik bertemu melalui rangkaian kegiatan. Mulai dari pameran, talkshow, seminar hingga 11 workshop diadakan selama dua hari pelaksanaan.

Pembicara untuk workshop, talkshow, dan seminar dalam Festival Media terdiri dari kalangan Jurnalis Senior, VP Corporate Affairs GoJek, Anita Wahid dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Sejarawan, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), dan yang menjadi sorotan ialah hadirnya sosok video maker Dandhy Dwi Laksono.

Dhandy menjadi pembicara dalam Workshop bertajuk “Konservasi dan Dokumenter Lingkungan”.

Dalam materinya, Dhandy jelaskan, minimnya tingkat Literasi masyarakat Indonesia hingga mengakibatkan informasi yang diterima tidak dipilah dan kredibilitas sangat jauh dari yang diharapkan. Hal tersebut di akuinya menjadi salah satu penyebab lebih memilih berkarya melalui video dokumenter dibandingkan membuat karya cetak.

“Jangankan membaca habis sebuah buku. Membaca caption panjang saja sudah pasti di skip oleh kalian” Celetuknya kepada peserta Workshop.

Menyinggung soal video, Dandhy memulainya dengan karya pada 2009 silam yang bermula dari jalan-jalan keliling Indonesia yang ia rekam, dan lebih dikenal dengan Video Ekspedisi Indonesia Biru 2015.

“Saya menabung selama lima tahun untuk kemudian memulai ekspedisi pada 2009 dengan mengendarai Honda Kharisma keluaran 2003” ungkap Dandhy.

Selain itu, Film Sexy Killers garapan Dandhy dan tim pada 2015 sempat viral  karena bertepatan dengan pemilihan serentak. Diakui Dandhy memang sengaja memilih rilis film itu berdekatan dengan Pemilihan Umum (Pemilu). Selain menjelaskan kerusakan lingkungan, juga terdapat Oligarki Politik.

“Tidak ada seorangpun yang menggugat film saya hingga saat ini, dari pihak yang terkait dan merasa dirugikan dari film tersebut, karena semua dokumen tentang mereka juga ada dalam bagian riset kami. Saya ambil momen Pemilu, karena itulah momen yang tepat untuk membicarakan mereka.” Tambahnya.

“Banyak pihak yang telah membantu menyukseskan Festival Media 2019 ini. Pengurus AJI Indonesia sangat aktif memberikan arahan, relawan dari mahasiswa sangat berperan besar melaksanakan teknis di lapangan,” tutur M. Ramond EPU, selaku Ketua AJI Kota Jambi.


Editor : Intan Salfitri


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *