3 Wanita, Agen Rahasia Di Charlie’s Angels


Oleh : Intan Salfitri


Film action biasanya akan menuai banyak peminat, apalagi jika mengandung unsur investigasi, detektif dan juga komedi. Beberapa gendre tersebut bisa membuat penonton merasakan situasi tegang, cemas, hingga hiburan pada satu waktu. Contohnya saja film yang dibintangi Jacky Chan, dimana setiap karakternya mengandung unsur komedi dan di sela-sela ketegangan aksinya selalu dapat menghibur para penonton.

Charlie’s Angels, film yang bercerita mengenai agen investigasi wanita, dimana para wanita dilatih beladiri, menjadi mata-mata dan juga meretas sebuat websaite. pernah tayang tiga kali dengan judul sama pada tahun berbeda. Perdana tayang dalam bentuk serial televisi ditahun 1970an, kedua ditahun 2000, dan kini tayang lagi pada 2019, menampilkan agen wanita paling cerdas, berani dan menghibur. 

Kisah investigasi dibalik Charlie’s Angels diadaptasi oleh penulis skenario Ryan Rowe, Ed Solomon, dan John August. Pada 2019, film ini di Sutradarai oleh Elizabeth Banks. Sebelumnya, sang sutradara pernah menggarap film Pitch Perfect 2, yang terbilang jauh lebih sukses dibanding film Pitch Perfect sebelumnya. 

Elizabeth Banks juga berperan di film ini, ia menjadi Bosley yang merupakan pemimpin dari para Angels. Angels diperankan oleh Kristen Stewart sebagai Sabina Wilson, Ella Balinska sebagai Jane Kano dan Naomi Scott sebagai Elena Houghlin, seorang klien.

Pada film ini, konflik muncul saat Elena yang merupakan lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) bekerja pada perusahaan infrastruktur, ia membuat sebuah prototype (model contoh) energi untuk masa depan yang nantinya dapat digunakan untuk mempermudah manusia dalam penggunaan energi. Contohnya saja dengan mengeluarkan perintah suara prototype tersebut bisa menghidupkan cahaya yang ada disekitar.

Tetapi tak hanya mempermudah manusia, prototype juga memiliki sifat negatif. Perintah suara bisa digunakan untuk membuat otak manusia lumpuh karena energi yang dipancarkan terlalu besar. Elena yang menyadari hal tersebut menghawatirkan prototype akan disalah gunakan. Kekhawatiran itu menjadi nyata saat prototype diburu dan dibeli oleh mafia.

Tak hanya karyanya, Elena juga diburu oleh mafia karena hanya dia yang bisa menyalakan energi di prototype tersebut. Oleh sebab itu, Elena merasa keselamatanya terancam dan meminta bantuan kepada Charlie’s Angels untuk menjaganya hingga kasus selesai. 

Pada film Charlie’s Angels ini Elizabeth Banks yang menjadi Bosley cukup mencuri perhatian. Bosley merupakan pemimpin dari para Angels. Banks yang menulis skenario sekaligus sutradara sempat diragukan karna dianggap cukup berani menggarap reboot aksi investigasi wanita ini. Sosoknya yang menjadi Bosley pemimpin para Angels patut diapresiasi. Karna tak gampang menyutradarai sebuah film besar dan ikut bermain didalamnya.

Diawal cerita Banks memasukkan unsur feminism, dimana menceritakan sekumpulan Angels mampu melumpuhkan para mafia, pada setiap adeganpun para Angels yang turun langsung menghadapi dan mematai-matai para mafia tersebut. Itu membuktikan perlunya kesetaraan gander, karna wanita juga bisa melakukan apapun yang dilakukan para pria dan cukup relevan dengan keadaan saat ini. Adegan actionyang dilakukan terlihat cukup natural, dengan persenjataan lengkap. 

Jalan cerita yang ingin Banks berikan pada penonton cukup rapi, tebakan-tebakan selalu dipatahkan dengan adegan yang diluar nalar panonton tetapi juga tidak bertele-tele. Dikemas dengan sangat freshsehingga penonton akan berfikir ulang, tak ingin melewatkan satu adegan pun.

Sosok Kristen Stewart yang berperan sebagai Sabina Wilson juga cukup mencuri perhatian, Stewart yang sempat dikenal melalui film Twilight memerankan sosok yang sangat berbeda di Charlie’s Angels. Sabina hadir untuk menghidupkan suasana, tingkahnya yang santai dan nyeleneh membuat ia menjadi pusat perhatian. Tak hanya itu Stewart juga menambahkan sifat-sifat bad girl pada perannya dengan cukup baik.

Sabina selalu berhasil memancing gelak tawa penonton, tingkahnya yang berbeda dengan Jane Kano, selalu berujung lucu. Sifat Jane yang serius dan lihai memainkan senjata berbanding terbalik dengan Sabina, tak jarang dibeberapa adegan mereka sering berkelahi lucu dan menimbulkan tawa penonton.

Banyak konflik yang muncul dalam film berdurasi 1 jam 90 menit ini. Alur cerita terlihat lebih rumit, membuat penonton gagal menebak apa yang akan terjadi di setiap adegannya. Namun jika menyukai genre action, film ini cocok ditonton, selain menghibur Charlie’s Angels reboot terasa fresh dan benar-benar relevan dengan masa sekarang.


Editor : Arniati Kurniasih


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *