Misteri Tak Terungkap

SONY DSC
Istana putih berbentuk kotak-kotak, berlantai dua yang megah ditengah kota Siak Sri Indrapura, yang dulu menjadi tempat kediaman Sultan Syarif Kasim beserta keluarganya itu memang terkenal dengan mitos dan kejadian aneh lainnya.

Elang putih bergerombol terbang menyerbu, marah,ntah dari mana datangnya, kenapa? Apa yang mereka cari?  Aneh! Elang itu mengarah ke istana siak yang berdiri megah. Di dalamnya wakil gubernur tengah menghadiri pembukaan brangkas yang ada tepat dibawah tangga istana,tapi nihil brangkas itu tak dapat dibuka bahkan kuncinya rusak, patah, padahal awalnya masih sangat bagus dan terawat. memang tak ada satu orangpun yang tau apa isi brangkas itu sebenarya. Diluar elang putih masih saja membabi buta sampai akhirnya pembukaan brangkas dihentikan. Lagi-lagi ANEH! Burung itu seolah melindungi istana dari tangan yang tak bertanggung jawab, mitos sangat banyak yang berkembang, ada-ada saja yang terjadi di sekitaran istana.
Bukde Kamsiah memulai cerita, ia kami temui di kedai nasinya, ukurannya kecil hanya ada 2 meja panjang masing-masing meja berisi 10 kursi , kedai itu terbuat dari papan berwarna putih hijau jaraknya hanya 3 menit berjalan kaki dari istana.
Ia terdiam sejenak.
Lalu mulai bercerita kembali..
Ada lagi misteri lainnya, kali ini seorang anak kecil yang tengah berphoto di halaman depan istana sambil memegang bunga, tapi tak henti kata ANEH! Muncul lagi, hasil photo itu bukan bunga yang ia pegang melainkan sebuah tangan. Ajaib!! Kontan semua terngaga melihat kejadian ini. Dicaricari penyebabnya ternyata ia melangar peraturan yang ada di dalam istana benda yang sama sekali tak boleh disentuh, mngkin dengan rasa penasaran atau apalah kehendaknya memegang benda itu. kejadian yang sama pernah  terjadi pada masa sultan masih hidup, kala itu sultan tengah sakit dokter yang sangat dipercaya telah didatangkan, tapi dokter itu diserbu lebah, badannya penuh dengan lebah, tapi tak mengigit, mereka hanya hinggap di badan dokter itu, kenapa? Apa yang salah? Dokter yang selama ini dipercaya sultan tiba-tiba di kerumuni  lebah, oh ternyata dia berniat mengambil satu benda di istana. Bukde Kamsiah  bercerita dengan semangat.
Istana putih berbentuk kotak-kotak, berlantai dua yang megah ditengah kota Siak Sri Indrapura, yang dulu menjadi tempat kediaman  Sultan Syarif Kasim beserta keluarganya itu memang terkenal dengan mitos dan kejadian aneh lainnya.
Didalam istana megah itu ada sepasang tangga kuning, bercorak merah yang meliuk-liuk indah itupun penuh keganjilan, bagaimana bisa tangga naik berjenjang 36, sedangkan tangga turun berjenjang 35,  banyak pengunjung mencoba naik, lalu turun sembari menghitung jumlah anak tangga tersebut, tapi hasil tak pernah sama selalu berselisih satu atau dua.
Keganjilan lainnya ada pada cermin yang terletak di sisi kanan ruangan kedua , bentuknya persegi delapan, berbahan kristal, cermin itu merupakan cermin yang dipakai permaisuri, menurut cerita belum lengkap rasanya berkunjung ke istana sebelum berkaca di cermin itu, katanya cermin itu bisa membuat awet muda, itu katanya!
Di belakang istana juga terdapat sebuah sumur tua, bentuknya lingakaran , sumur itu di keliingi bonsai,  didekat sumur terlihat ada  ember kecil yang di pasangkan tali karet yang kokoh, guna mengambil air didalam sumur itu, katanya juga air sumur itu mampu mempercantik diri, mendapatkan jodoh dan banyak mitos lainnya jika air itu diminum. Aneh ya? Tapi memang begitu katanya!
Bukde Kamsiah bercerita kembali, ini kisah lucu tapi menegangkan, kala itu kebudayaan melayu siak di tampilkan. Nama tariannya Olang-olang, seorang guru MTS Dumai mencoba menari tapi  semakin lama semakin kencang pula ia menari, dan tak bisa berhenti hingga tarian selesaipun ia tetap saja menari, kata orang setempat kejadian itu disebut sejundai.
Sungguh banyak kejadian aneh dan menakjubkan di sekitaran istana, hingga tak dapat diceritakan dalam sekali duduk, ataupun berminggu-minggu lamanya.
Misteri yang teronggok pada kotak putih yang megah itu banyak yang tak dapat terungkap hingga saat ini. “Pokoknya kalian jangan ngomong macam-macam , jangan takubur,” begitu nasehat Bukde Kamsiah mengakhiri ceritanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *