Aksi Damai, Rakyat Riau Melawan Asap
Kabut asap yang melanda Provinsi Riau akhirnya mencapi puncaknya, Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru telah berubah status menjadi bahaya. Dengan status udara seperti ini membuat udara di Riau tak layak di hirup oleh manusia.
Dengan kondisi ini, pada 9 Maret lalu, pihak dari Pemerintah kota telah mengeluarkan ederan untuk meliburkan murid-murid sekolah di Pekanbaru, berdasarkan pantauan dan analisis udara oleh Bapedal Kota Pekanbaru kondisi pada level bahaya.
Kondisi kabut asap saat ini merupakan akibat pembakaran lahan dari sejumlah daerah gambut yang dijadikan lahan untuk berkebun dan perkebunan sawit. Pernyataan ini disampaikan oleh Riko Kurniawan selaku eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau dalam aksi rakyat Riau Melawan Asap, Senin (10/03).
Riko menambahkan harus ada tindak tegas dari pemerintah dan aparat untuk masyarakat dan perusahaan yang membakar lahan serta melakukan pelanggaran, “Untuk perusahaan izinnya harus dicabut dan bagi warga lahannya harus disita,” katanya. Dan untuk kasus pelanggaran, tambahnya, untuk perusahaan baru satu kasus yang di usut,”Kita ingin ditahun ini harus diusut tuntas perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran,” katanya, diakhir acara aksi damai tersbut.
Selain Riko dari Walhi yang ikut dalam aksi rakyat Riau melawan asap tersebut, puluhan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), aktifis perempuan, siswa pekanbaru serta organisasi dari mahasiswa yang ada di Riau ikut dalam aksi damai ini, mereka sama-sama menuntut pemerintah agar menyelesaikan kasus asap yang melanda Riau selama 17 tahun ini.
Kegiatan aksi damai ini diawali dengan orasi dari beberapa perwakilan dari partisan seperti perwakilan dari Greenpeace, Walhi, BEM se-Riau dan ASAP. Dalam orasi, mereka menuntut penyelesaian secara tuntas kabut asap yang menyengsarankan masyarakat dan meminta Gubernur Riau dan Presiden meminta maaf kepada masyarakat Riau akibat bencana ini.
Aksi ini berlangsung di di sekitaran Jalan Cuk Nyak Dien, sekitar 200 orang dari berbagai organisasi tersebut telah merapat dari jam 9 pagi. Masing-masing mereka membawa spanduk dan atribut-atribut yang bertuliskan keluhan mereka mengenai kabut asap Riau, seperti yang dituliskan dari siswa-siswa SMA 10 dan 11 Pekanbaru “Adek lelah kalo diasapin terus bang -_- adek gitu orangnya”.
Aksi damai ini bertujuan memperlihatkan kemaran masyarakat Riau akibat bencana asap tersebut, dikutip dari riaubisnis.com, Heri Budiman selaku koordinator aksi, mengatakan, bahwa aksi hari ini adalah akumulasi dari kemarahan masyarakat atas berulangnya kondisi udara yang berasap dan berbahaya bagi kesehatan, sejak tahun 1997 lalu.
Aksi juga mendatangani petisi kepada Presiden RI untuk segera menuntaskan bencana alam tersebut. Selain aksi orasi dan ekspresi gambar-gambar dari masyarakat Riau ada juga hiburan musik untuk menghibur peserta aksi, serta nyanyian kritis untuk pemerintah.
Aksi berkahir setelah masa berjalanan dari Jalan Cuk Nyak Dien memutari Gedung Gubernur Riau, melalui Jalan Sudirman di depan Tugu titik nol dan kembali lagi ke titik semula.