Infrastruktur dan Pelayanan Publik Riau Belum Siap Hadapi MEA 2015

Diskusi oleh Ombusdman Riau, dalam rangka memperbaiki layanan publik untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Kamis (15/1).
Diskusi oleh Ombudsman Riau, dalam rangka memperbaiki layanan publik untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Kamis (15/1).

Kesiapan Riau menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 perlu di tinjau ulang, seperti  infrastruktur dan SDM yang ada saat ini, untuk bersaing dengan masyarakat ASEAN lainnya.

Untuk bisa bersaing dengan provinsi di daerah sendiri Riau belum optimal, contohnya Provinsi Riau tidak punya jalan bebas hambatan ataupun jalan Tol. Infrastruktur jalan ini sangat berpengaruh sekali dalam distribusi barang dan transportasi.

“Kita lihat pelabuhan Dumai yang hampir mati, dari sini saja (Kota Pekanbaru) butuh waktu 4 jam untuk kepelabuhan, kalau jalannya bagus kan bisa 1 jam setengah kita sampai,” kata pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau Prof  Dr Zulkarnaian SE MM saat diskusi di kantor Ombudsman Riau, Kamis (15/1).

Diskusi ini dilaksanakan oleh Ombudsman Riau, dalam rangka memperbaiki layanan publik di Riau untuk menghadapi MEA nantinya.

Berawal dari kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur. KTT ini berlanjut pada Oktober 2013 di Bali dengan kesepakatan pembentukan MEA pada tahun 2015. MEA bertujuan meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan negara ASEAN yaitu, Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja untuk  bisa bersaing dengan Tiongkok, Jepang dan India.

Dalam paparannya Zulkarnain membagi beberapa data tentang Riau untuk menyambut MEA, data ini diambil dari penelitian jurnal yang diterbitkan oleh Asia Competitivens Institute (ACI) yang di kelola oleh National University Singapura.

Dalam data itu, ada lima poin yang dipaparkannya, pertama dilihat dari daya saing Riau diantara 33 provinsi di Indonesia, Riau mendapat rangking 9 dengan poin 0,3731, dimana kendala Riau masih di persoalan infrastruktur, listrik, jalan dan dermaga.

Kemudian dari segi stabilitas ekonomi makro, Riau peroleh rangking 8 dengan poin 0, 1504, selanjutnya dari perencanaan pemerintah, yaitu rangking 14 jumlah poin 0,3109.

Untuk finansial, bisnis dan pembangunan infrastruktur, rangking 7 poin 0,528 dan terakhir kualitas hidup serta infrastruktur masyarakat Riau mendapat rangking 16 dengan poin 0,2667.

Dari hitungan angka oleh ACI, Riau tidak mendapat nilai minus, artinya masih besar harapan kita untuk MEA 2015 ini.”Seperti Aceh dan Maluku Utara ini poinnya minus, dan ada 13 provinsi yang poin positif sisanya minus,” kata Zulkarnain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *