Meliput Perjalanan Wisata

Perjalanan wisata erat kaitannya dengan travel journalism. Menjelaskan secara detil cerita perjalannan berdasarkan pengalaman pribadi. “Dalam menulis perjalanan wisata hal yang harus diperhatikan tidak hanya 5 W dan 1 H, namun ditambah dengan message dan safety,” terang Himawan, pemateri Travel Journalism PJTL Teknokra Universitas Lampung, Selasa (18/10).

Skema penulisan yaitu judul, tulis artikel, badan artikel dan penutup. Judul harus menarik dan mengiklankan pada isi sebagai wujud tujuan penulis. Tulisan perjalanan wisata harus akrab, semi formal dan manusiawi. “Maksudnya dekat dengan pembaca, tidak kaku pekat dengan nuansa personal, dan mampu mengangkat human interest atau sisi paling dasar dan naluri dari sifat, sikap dan perilaku manusia,” tambah Himawan.

Dalam melakukan perjalanan wisata, perlengkapan paling efisien meliputi; kenali diri atau kondisi tubuh (Emosional), handphone (HP) dan tap recorder, pandai memanfaatkan modal transportasi, dan membaur dengan masyarakat. Serta jangan lupa menikmati keindahan alam setiap jejak langkah kaki.

Yuki Anggia yang saat itu menjadi pemateri juga menambahkan – cintailah pekerjaan sesuai dengan hobi, maka anda akan menjadi pekerja tanpa beban. Dari jalan-jalan kita juga bisa melihat lingkungan sosial dari suatu daerah.
Setiap orang mempunyai angle berbeda dalam membuat suatu penulisan di suatu tempat. Meski berangkat bersama-sama. Tuliskan berdasarkan pengalaman pribadi. Banyak membaca dan bangun komunikasi dengan warga sekitar wisata.

Berbeda dengan video journalism, dimana berbicara dengan gambar itu lebih baik. Jangan seperti sinetron yang kebanyakan audio atau dubbing. “Cari cara lain untuk menarik perhatian dan menghasilkan efek yang berbeda di masyarakat,” tutur Benny Kadarharianto, pemateri dengan latar belakang film maker, director dan admin komunitas DCI serta DPI.

Terdapat tiga tahap pelaksanaan dalam sebuah video journalism. Pertama, pra production yaitu rencana dan style. Kedua, production meliputi shoot sebanyak dan sebaik mungkin saat berada di lokasi, dan tunjukan yang spesial dari lokasi tersebut. Ketiga, post production yaitu menit pertama harus dapat menyentuh pemirsa, dua samapi empat menit beri video pemandangan dan cocokkan audio dengan tema yang dipilih.

Reporter : Sofiah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *