Aktivis Kampus Sampaikan Keluh Kesah Pada WR III

Belum lama dilantik menjadi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Ir. Rosyadi M.Si kumpulkan seluruh organisasi kemahasiswaan tingkat universitas maupun fakultas di ruang rapat lantai II Gedung Rektorat Universitas Islam Riau. Selasa (8/8).

Saat membuka diskusi, Rosyadi meminta setiap perwakilan menyampaikan program kerja yang telah dilaksanakan maupun yang belum terlaksana dan keluh kesah masing-masing lembaga alami. Menurutnya, informasi tersebut sangat penting baginya sebagai landasan dalam mengambil keputusan pada rapat yang akan dilaksanakan bersama wakil dekan III masing-masing fakultas di UIR.

Hengki, Gubernur Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) mengatakan banyak keluh kesahnya mengenai sarana dan prasarana yang tidak bisa dinikmati mahasiswa FKIP, khususnya Sendratasik dan Pendidikan Jasmani (Penjas), seperti penggunaan gedung Gedung Olah Raga (GOR) Panahan, Voli dan Pusat Kegiatan Mahasiswa. “Gedung ini berdiri di tanah kita, tapi kita tidak bisa memanfaatkannya pak,” tegasnya.

Terkait hal tersebut, Rosyadi jelaskan bahwasannya gedung-gedung tersebut belum adanya serah terima dari pemerintah ke pihak kampus. “Maklumlah kalau aset daerah itu urusannya sedikit sulit dan panjang, karena ini berurusan dengan birokrasi juga.”

Ia juga melihat bahwa banyak kegiatan yang telah dilaksanakan oleh setiap lembaga, namun sedikit publikasinya yang muncul. Ia berharap semua lembaga organisasi kemahasiswaan harus memperhatikan publikasi tersebut karena, menurutnya publikasi adalah hal yang sangat urgent.

Terkait publikasi, Hendra, Gubernur Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) menyampaikan Fikom telah memiliki Radio yang bisa dimanfaatkan untuk media informasi, namun tidak bisa diperdengarkan ke mahasiswa UIR karena status izin pemasangan pemancar sinyal yang tidak keluar. “Kawan-kawan Fikom sudah lama latihan pak, tapi sayangnya suara mereka tidak bisa diperdengarkan ke kawan-kawan. Pemasangan tidak diizinkan karena dekat dengan bandara. Mohon bapak carikan solusi mengenai izin tersebut.”

Rosyadi menanggapi keluhan Hendra, ia akan mencoba meminta solusi dengan dinas perhubungan. Selain itu Rosyadi juga berharap semua lembaga kampus mampu memberdayakan keahlian masing-masing anggotanya yang bisa dikomersilkan. Ia contohkan jika Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UIR mencoba mendaur ulang sampah dan menjadikan pupuk kompos untuk dijual. Mahasiswa Sendratasik bisa membuka jasa tari untuk pesta atau seminar. “Tidak usah pasang tarif mahal, setidaknya bisa membeli pulsa dan dapat makan.”

Sebelum menutup diskusi, Rosyadi berharap setiap lembaga kampus tidak berprilaku garang dengan mahasiswa baru. Karena menurutnya citra kampus itu dibentuk bukan karena pelayanan pegawainya, tapi mahasiswa itu sendiri. “Tidak hanya kepada aktivis kampus saja, saya juga akan menyampaikan kepada dosen-dosen killer itu, kalau perlu jika tidak bisa berubah, akan saya pecat.”

 

Reporter : Dede Mutiara Yaste

Editor : Sofiah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *