Dr.Bayu : Sawit Pohon Kehidupan

Aklamasi.net, Pekanbaru – Sawit goes to campus sambangi universitas Islam Riau (UIR). Dengan tema ‘Sawit Adalah Kita’, ditaja oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) wilayah Riau dan Fakultas Pertanian (Faperta) UIR. Kemudian didukung oleh ministry of finance republic of Indonesia, dan Badan Pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BPDP).

Bertempat di auditorium pasca sarjana UIR, acara ini dihadiri banyaknya peserta dari mahasiswa Pekanbaru seperti UIR, Universitas Riau (UR) dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau. Kamis, (15/12).

Dibuka dengan tari persembahan kemudian pembacaan ayat suci Al-qur’an, selanjutnya menyanyikan lagu mars Indonesia raya dan mahasiswa.

Setelah kata sambutan dari dekan faperta Dr. Ir. Ujang Paman Ismail, M, Agr, kemudian dari GM.Manurung ketua APKASINDO wilayah Riau, Puspita dewi dari BPDP dan Rektor yang diwakili Dr. H. Syafhendry, M.Si wakil Rektor I (WR I) UIR.
Selanjutnya nota kesepahaman (memorandum of understanding atau MoU) kerja sama antara APKASINDO dengan Faperta UIR yang ditanda tangani dekan Faperta UIR dan ketua APKASINDO Riau.

nota kesepahaman (memorandum of understanding atau MoU) kerja sama antara APKASINDO dengan Faperta UIR yang ditanda tangani dekan Faperta UIR dan ketua APKASINDO Riau, Kamis (14/12). (AKLAMASI/Cahyani)

Dalam materinya, Dr. Bayu Krisnamurthi, M.Si.–Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) era SBY. Sampaikan tentang mengapa sawit adalah kita?
Ia jelaskan Riau sendiri pusat sawit rakyat dunia, perkebunan sawit rakyat Riau terluas di dunia,
Sawit adalah pohoh kehidupan dunia. “Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali kita selalu berhubungan dengan produk dari sawit, misalnya sabun mandi, lotion, kosmetik, dan gorengan.” Jelasnya.

Kontribusi sawit memberikan total 13,5% dari total ekspor non migas bagi Indonesia untuk devisa negara.
Sukses dipasar ekspor internasional sawit Indonesia berdaya saing, 75% sudah produk hilir industri dan Crude palm oil (CPO) sebagai olahan pertama dari sawit hanya tinggal 25% dari total ekspor.

Selanjutnya ia jelaskan sawit menciptakan 5,4 juta peluang kerja bagi Indonesia.
kesempatan kerja tidak langsung adalah 12 juta orang, sawit memberikan kehidupan bagi 1,5 juta petani lahan produktif.

Sawit menurut bank dunia mampu mengurangi kemiskinan, memberikan kontribusi berharga. Kemudian Dr.Bayu membantah tudingan bahwa sawit adalah tanaman yang boros air, “dari penelitian dalam perton produk yang dihasilkan, sawit menggunakan pupuk, air, pestisida yang lebih sedikit dibandingkan tanaman lainnya.” Paparnya.

Kemudian ia menambahkan Sawit bukan penyebab utama deportasi hilangnya hutan, “pada waktu saya dituding oleh lawan bisnis Eropa dan Amerika, saya tunjukkan data gambar Amerika serikat 1920 hijaunya (lahan hutan) masih banyak dan 1990 hijaunya sudah sangat sedikit.” Terangnya.

Ia menegaskan anak Riau harus berani memperjuangkan sawitnya di pasar Internasional dan melawan tuduhan-tuduhan yang menjelekkan sawit Indonesia dengan data dan fakta.

Dr.Bayu juga terangkan permasalahan sawit seperti 1,7 juta lahan sawit yang belum jelas statusnya, “apakah ini dilahan hutan atau tidak atau siapa pemiliknya ? dan masih banyak yang ditanam di lahan gambut.” Jelas dosen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Selanjutnya pemateri Dr. Agus Susanto–Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat Medan. Yang juga banyak menciptakan aplikasi tentang sawit di google play store.
Agus jelaskan topik ‘sawit “apa salahku” mitos dan fakta’.
ia memuji perkembangan pembangunan diriau yang sudah maju karena sawit.
Ia juga menunjukkan tentang mitos yang berkembang dimasyarakat terkait sawit dan ternyata tidak semuanya mitos itu benar, seperti yang dituduhkan sawit penyebab kekeringan dan boros air.

Setelah makan siang bersama dilanjutkan pemateri ketiga Dr. Ir. Donald Siahaan–peneliti utama pengolahan hasil dan mutu PPKS, yang menjelaskan produk-produk hilir sawit dari Agroindustri meningkatkan nilai tambah dari pada sawit itu sendiri.

 

 

 

 

Reporter : Cahyani (magang)
Editor : Tomy Ginting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *