Hilangnya Demokrasi di Fakultas Hukum

Pemilihan Gubernur  Fakultas Hukum Universitas Islam Riau  (FH UIR) dilakukan secara aklamasi. Sesuai dengan timeline 28 April adalah terakhir penyerahan persyaratan oleh pasangan calon gubernur, namun dari tanggal yang sudah ditentukan hanya ada satu calon yang menyerahkan persyaratan yaitu pasangan Zacky Iskandar dan Guntur.

Ketua Panitia Pemilihan Raya mahasisawa (PPRM) FH Armada Yusri Nasution mengaku tidak melakukan perpanjang tanggal  penyerahan persyaratan. Senin, (07/5).

Armada ungkapkan bahwa sudah ketiga kalinya FH melakukan pemilihan gubernur secara aklamasi. Hal ini bisa terjadi karena keapatisan mahasiswa itu  sendiri, bukan karena tekanan dari pihak lain atau sosialisasi yang kurang, “info ini sudah kita publikasikan baik di media sosial, grup-grup angkatan bahkan ke kelas pun sudah disosialisakan, kalo mahasiswanya apatis sosialisasi bagaimanapun juga tidak akan berhasil” tuturnya.

“Keputusan secara aklamasi ini sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada Pimpinan Fakultas dan  tidak serta merta diputuskan begitu saja, dan merasa bahwa keputusan ini sudah tepat” tambah Armada.

Sedangkan pada hari ini juga dilakukannya debat visi misi, namun digantikan dengan penyampaian visi misi oleh calon tunggal. Acara yang berlangsung di ruangan 108 FH terlihat sepi undangan, dari kalangan mahasiwa  mengaku tidak mengetahui adanya debat visi misi ini, serta gubernur demisioner FH Periode 2016-2017 Heri Juliansyah juga tidak hadir.

Seperti  Tesa Angelia misalnya Mahasiswa semester dua FH katakan bahwa tidak tahu mengenai adanya pemilihan gubernur, “Aku sendiri tidak tahu kalau sudah ada pemilihan dan debat visi misi” ujar  Tesa.

Penanggung jawab acara debat visi dan misi, Okta Oklan Harianja menyampaikan bahwa surat undangan sudah disebarkan kepada seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FH termasuk pula Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan seluruh mahasiswa FH.

Selain itu Asri selaku dosen FH mengaku kecewa dengan cara pemilihan dan kinerja panitia pelaksana. Asri mengaku panitia mengundangnya tidak secara profesional “undangan tidak secara resmi, hanya menemui saya di parkiran itu pun melongo menatap saya seperti orang mau minta uang saja. Seharusnya semua sudah di desain masalah surat menyurat, kalian mahasiswa hukum loh” ungkapnya.

“Dulu di masa saya, banyak yang mencalonkan menjadi gubernur mahasiswa. Minimal tiga pasangan dan maksimal lima pasangan calon, tapi sekarang kurang sekali kompetisinya.” Tutupnya.

Pemilihan umum Gubernur FH yang seharusnya dilaksanakan Rabu, (09/5) digantikan dengan rapat pleno untuk pengesahan pasangan calon Gubernur tunggal tersebut.

 

 

Reporter: Dendi Alrizki, Mesy Azmiza Azhar (Magang)

Editor: Arniati Kurniasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *