Konsolidasi Akbar : Keluhan Jam Malam Hingga Keran Air Rusak.

Melalui undangan yang disebarkan (21/7) oleh kementrian dalam universitas adakan konsolidasi akbar. Menanggapi surat edaran mengenai peraturan jam malam yang disampaikan pihak YLPI pada 6 Juni. Pembatasan aktifitas di kampus hanya sampai pukul 18.00, jika lebih dari waktu yang ditetapkan harus serahkan surat izin ke satpam.

Senin (23/7) tepatnya pukul 20.00 di Bundaran UIR. Hengky Primana—Presiden mahasiswa (Presma) UIR  Periode 2018/2019 mengawali kata sambutan dan mengulik sedikit persoalan utama yang menjadi pembahasan.

Selain Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) KSR PMI Unit 3, Bidikmisi, Mapala, dan Pramuka, juga turut hadir Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan organisasi tingkat fakultas lainnya.

“Saya kurang paham soal surat-menyurat itu, apakah asalnya dari rektorat atau Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI). Yang jelas surat sudah beredar dan satpam di UIR sudah menjalankan tugasnya, kita mau surat itu ditarik lagi,” ujar  Rizky—Mapala UIR.

UKM Pramuka yang baru berdiri awal tahun 2018 ikut menyayangkan kebijakan baru tersebut. “Ini menghambat aktifitas, padahal kami harus segera mendapatkan gugus depan,” keluh salah satu perwakilan UKM Pramuka.

Gubernur Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Gubernur Fakultas Teknik lebih menyayangkan pada laboratorium dan fasilitas yang tidak bisa digunakan secara optimal. “Ketika kegiatan dibatasi, dimana lagi integritas kita sebagai mahasiswa,” kata Gubernur Fakultas Hukum

Selain aturan jam malam, peserta konsolidasi juga keluhkan persolaan lainnya. Mulai dari HMJ yang tidak mendapat fasilitas dan sekretariat, jadwal pembayaran SPP yang semakin cepat, larangan Kemah Bakti Sosial Mahasiswa (KBSM), pungutan biaya untuk setiap pembuatan surat di fakultas, pegawai yang kurang ramah, hingga merembes pada fasilitas yang kurang layak.

“Kami dari Fakultas Pertanian (Faperta) itu susah air untuk praktek di lahan, juga banyak keran air rusak yang imbasnya pada buruknya hasil praktikum,” keluh Handoyo—Gubernur Faperta.

Menanggapi persoalan jam malam, Hengky menawarkan saran agar UIR memberi tambahan penjagaan (Satpam) pada setiap gedung fakultas dan UKM. Menurutnya, anggaran untuk setiap UKM itu berlebih-lebih dan sebaiknya dialokasikan untuk menambah kamera cctv dan satpam.

Pada akhirnya, Presma bersama seluruh yang hadir menghemat segala  tuntutan dan keluhan menjadi tujuh poin. “Untuk selanjutnya akan kita lakukan audiensi ke Wakil Rektor (WR ) III, atau membuat petisi. Hidup mahasiswa!” tegas Hengky.

 

Reporter : Laras Olivia

Editor : Ade Kurniawan Siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *