Membendung Hoax dan Hate Speech di Tahun Politik
AKLaMASI— 2019 merupakan tahun politik dimana akan diadakan Pemilihan Umum serentak, untuk itu Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Riau (BEM UIR) kabinet Nawaharja taja kuliah umum dengan tema “Peran Mahasiswa Menuju Pemilu 2019 yang Aman dan Damai Serta Anti Hoax” di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UIR, senin (11/2).
Tujuannya untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa UIR agar turut serta dalam pemilu 2019. Kuliah umum tersebut dihadiri oleh BEM Universitas se-Pekanbaru, Prof. Dr. H. Syafrinaldi, SH. MCL—Rektor UIR, dan Irjen Pol Dr. Gatot Eddy Pramono, M.Si—Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Nusantara yang berhalangan hadir kemudian digantikan oleh Muhammad Fadli Imran—Wakasatgas Nusantara sebagai pemateri.
Dalam sambutannya, Syafrinaldi menuturkan bahwa mahasiswa sebagai kaum Intelektual haruslah turut dalam partisipasi pemilu, karena sebagai penerus bangsa yang merupakan bibit pemimpin.
Materi dibuka mengenai pentingnya pengadaan pemilu di Indonesia. Fadli Imran menuturkan bahwa pemilu menjadi dasar untuk membangun dan mencapai cita-cita bangsa yang besar, pemilu juga sebagai bentuk demokrasi Negara. Berbagai hal negatif juga banyak muncul jelang pemilu seperti hoax dan hate speech atau ujaran kebencian.
Fadli menyampaikan bahwa hoax dan hate speech yang beredar ditengah masyarakat merupakan upaya kelompok tertentu dalam memecah belah bangsa. Hoax bukan lagi hal baru di Indonesia seperti contohnya kasus Ratna Sarumpaet pada 2018 lalu. Hate Speech atau ujaran kebencian yang mengandung SARA juga turut beredar di Indonesia. Fadli menuturkan bahwa fenomena ini sangat meresahkan dimana ada pihak yang menyebarkan hoax serta hate speech untuk menjatuhkan reputasi orang lain.
Media sosial yang menjadi sarana dalam penyebaran hoax dan hate speech dikarenakan mudah dalam penggunaannya. Untuk menghindari itu, telah diatur Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) pasal 28 ayat 2. Peran mahasiswa juga dibutuhkan untuk ikkut serta melaporkan apabila mendapati pihak yang menyebar hoax serta hate speech di media sosial. Kuliah umum diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penyerahan cendera mata dan foto bersama.
Reporter: Marleni Rahayu
Editor: Yenny Elvira