Ibarat Puisi, Ilustrasi Juga Menyimbolkan Sesuatu


Oleh: Ardian Pratama


 

Barry Eko Lesmana atau biasa dipanggil Eko adalah seorang ilustrator Indonesia asal Riau. Ia sudah berkecimpung ke dunia ilustrasi dan desain grafis sejak 2010. Ia juga pernah aktif di Media Mahasiswa AKLaMASI Universitas Islam Riau sebagai Direktur AKLaMASI Institut dan Publisher.

Karya-karyanya pernah diapresiasi oleh Vincent dan Desta (aktor komedian), serta Gubernur Jawa Barat—Ridwan Kamil. Eko juga sering dimintai WWF (World Wide Fund for Nature) untuk mengkampanyekan program-program lembaga tersebut melalui ilustrasinya. Di waktu senggang, ia memenuhi timeline media sosialnya dengan karya-karya ilustrasi dan desain produk.

Kini, pria yang berumur 28 tahun tersebut tinggal di Jakarta dan berprofesi sebagai ilustrator lepas. Ia juga bekerja sebagai creative director di sebuah lembaga konsultan politik yang berada di Tangerang Selatan.

Senin (25/03), Eko kebetulan berada di Pekanbaru untuk urusan pekerjaan. AKLaMASI kemudian memintanya untuk cerita soal dunia ilustrasi dan media sosial. Sambil menggambar dan merokok, kami berbincang-bincang di sekretariat AKLaMASI. Berikut rangkuman obrolan itu:

 

Menurut Anda seberapa penting ilustrasi ada di media?

Penting banget. Terkadang foto atau tulisan tidak bisa menggambarkan keseluruhan, ilustrasi itulah yang menampilkan apa yang tidak bisa ditampilkan oleh foto atau medium lainnya. Jadi, dibutuhkan ilustrasi untuk menyampaikannya. Sekarang itu malah ilustrasi banyak dijadikan cover utama, dulu kan hanya sebagai pelengkap saja.

Apa yang jarang dilihat orang dari ilustrasi?

Ibarat puisi, ilustrasi tidak menyampaikan makna sebernarnya, ia menyimbolkan sesuatu. Makanya ilustrasi bisa dikatakan karya seni. Jadi, bukan hanya pelengkap dari sebuah media, tapi juga sebagai karya seni. Nah, itu yang sering luput dilihat orang.

Apa aspek penting ilustrasi sehingga bisa dikatakan bagus?

Bagus itu relatif. Kalau soal ilustrasi, soal pesan atau makna yang disampaikan. Apa pesannya sampai atau tidak. Contoh, dulu pernah ada kasus majalah Charlie Hebdo, menyampaikan kritik kepada kaum muslim, tapi malah tidak tepat dalam penyampaiannya. Ilustrasi itu ditampilkan secara vulgar, jadi lebih mengarah pada SARA.

Peran ilustrasi itu juga harus bijak, menampil sesuatu tanpa harus menyinggung dan merusak tatanan masyarakat.

Selain penguasaan teknik menggambar, apa hal lain yang harus dimiliki seorang ilustrator?

Kepekaan terhadap sekitar. Karena kenapa? Ilustrator itu harus bisa menampilkan pesan. Sehingga komponen dari ilustrasinya itu bisa jadi lebih variatif. Skill itu pasti harus dimiliki seorang ilustrator, karena skill itu terus tumbuh. Jadi, tidak ada skill yang betul-betul mentok udah jago.

Apa saran Anda terhadap mereka yang ingin mulai berkarya?

Belajar yang baik menurut aku belajar dari karya yang sudah ada. Belajar mengamati, jadi tidak melulu soal tampilan yang bagus. Memang tampilan bagus itu penting, tapi menurut aku yang lebih penting itu ide yang disampaikan. Banyak karya bagus, tapi susah kita memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Menurut aku juga, kita semua pemula. Karena tidak ada yang benar-benar menguasai ilustrasi. Cuma, persoalannya adalah memulai sekarang dan memulai belakangan. Jadi, saranku selain belajar teknik, juga belajar untuk menyimbolkan sesuatu.

Adakah petunjuk untuk memilih ilustrator panutan?

Terus terang aku punya banyak guru, baik secara langsung maupun secara tak langsung. Aku memilih sesuai dengan pengetahuan apa yang aku butuhkan. Contoh, untuk teknik pewarnaan aku belajar dari ilustrator korea aquasixio. Adalagi untuk ide-ide ilustrasi aku belajar dari karya-karya Kendra Paramita.

Menurut Anda bagaimana nasib ilustrasi kedepan?

Kalau menurutku ya makin berkembang. Makin banyak yang berminat. Sekarang juga semakin banyak kelihatan ilustrator-ilustrator yang berbakat di Indonesia. Apalagi semenjak instagram hype di jagat maya, yang awalnya hanya dagelan dan komik-komik terus mulai ada gambar-gambar bermunculan.

Apakah ilustrator bisa dikatakan sebagai profesi yang menjanjikan?

Tentu saja. Karena sampe hari ini pendapatan terbesarku dari ilustrasi, aku mengkomersilkan karya-karyaku. Karena dunia semakin berkembang, apalagi dengan menjamurnya apps, rata-rata kan menggunakan medium ilustrasi untuk menyampaikan campaign-nya. Mungkin sekali untuk dijadikan mata pencaharian baru. Bisa jadi profesi ilustrator yang bakal menjanjikan banget di masa depan dibandingkan dengan pekerjaan di bank, guru, PNS dan lainnya.

Apa pesan anda untuk pembaca AKLaMASI?

Ya, berkaryalah! Kalau dulu kesempatan untuk berkarya itu sulit, terbatas untuk publish. Sekarang setiap orang punya media sendiri untuk berbagi apa saja. Untuk pembaca AKLaMASI seandainya kalian punya karya mungkin juga bisa kirim ke media besar.


Gambar sampul: Barry Eko Lesmana


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *