Wujud Peduli Semeru, Mapala UIR Galang Dana


Penulis: Muhammad Hafiz


Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) selingkungan Universitas Islam Riau (UIR) melakukan penggalangan dana secara sukarela yang ditujukan kepada korban bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Penggalangan dana ini dilakukan sebagai wujud kepedulian dengan saling membantu dan berkontribusi dalam mengutamakan rasa kemanusiaan. Berkolaborasi dengan Pusat Koordinasi Daerah (PKD) Mapala Riau. Penggalangan dana dilakukan sejak 8-14 Desember lalu. Dimana teknis dan proses pengumpulan dana diserahkan kepada masing-masing Mapala yang tergabung dalam PKD Riau.

“Kami memasukkan kotak amal di tiga masjid, beberapa kedai di sekitaran UIR, dan satu pada titik lampu merah di simpang Bandara” jelas Hadid Rahman selaku Koordinator Mapala UIR.

PKD Mapala Riau mengirimkan satu orang utusan untuk menyalurkan dana langsung ke pos komando bencana alam erupsi Gunung Semeru. Dari seluruh kegiatan penggalangan dana ini, terkumpul Rp 16.250.500.  Sedangkan Mapala UIR berhasil mengumpulkan Rp 2.665.000 diantaranya.

Hadid juga berharap, penggalangan dana ini bisa menumbuhkan rasa kemanusiaan yang besar khususnya, bagi mahasiswa. Melihat kondisi masyarakat yang terdampak bencana, seharusnya hal tersebut mampu menggerakkan hati untuk berkontribusi demi kepedulian dan atas dasar kemanusiaan.

Senada dengan hal itu, Bayu Andano—mahasiswa fakultas Psikologi yang tengah meneliti “Perilaku Prososial pada Masyarakat di masa Pandemi” sebagai tugas akhir, mengatakan penggalangan dana jangan hanya dijadikan sebagai eksistensi bagi kepentingan organisasi saja.

“Penggalangan dana jangan hanya dijadikan sarana eksistensi bagi masing-masing unit kegiatan di lingkungan kampus saja, yang memiliki tujuan tertentu demi kepentingan pribadi, akan tetapi memiliki niat dan tujuan dalam kepedulian kemanusiaan,” jelasnya.

Menurut Bayu, penting untuk memperhatikan kondisi yang ada di sekitar. Lebih lanjut, selain wujud peduli terhadap sesama manusia, hal tersebut juga mampu menumbuhkan rasa saling tolong menolong. Bentuk empati tersebut berlaku untuk seseorang yang dikenal atau tidak, jauh maupun dekat.


Foto: Mapala UIR

Editor: Rahmat Amin Siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *