Puisi Muhammad Asqalani eNeSTe
wanita murmushi*
: DR Sri Wahyuni A. Kadir
di rumah makan entah masakannya khas apa. aku ceria dalam senampan wajah yang papa. mencomot selera yang tak terboikot. memilih ribuan nikmat yang tersaji. Allahumma Barik Lanaa
entah pada kunyahan ke berapa. di depan kepala ikan patin. udang goreng. ikan baung salai. telur ikan. ayam panggang dan daun ubi. dan cabe hijau. kau hidangkan sepotong kenangan. tentang masa lalumu yang terus terang. tentang cinta yang tak kenal cara pandang memandang. segala menu itu menjadi saksi. Wallahi
katamu kau tak pernah menggoda cinta. tapi cinta berserah, tetiba membikin rumah suci dengan pintu cincin di jemari. Rabbi..
lantas begitu cepatkah cinta membikin pot, bunga, sekaligus warna dan aromanya di tanah dada? katamu selama langit masih menjunjung hujan. segalanya bisa tumbuh dalam ruh. Kun Fayakun…
kita masuk ke dalam mobil merah. dengan kaki ramah. kenyang yang Alhamdulillah. tanpa menyimpan bau mulut, katamu: aku tak pandai menyimpan biji busuk benci. hanya senyum ini yang kusedekahkan pada bibir yang masih bergetar. Allahu Akbar…
*Murmushi (B. Hausa) = Senyum
Pascasarjana 2013
misal
kalian ikan
yang bisu menunggu di balik batu
berwarna hijau seperti lumut
nyaris kehilangan sisik dan insang
kami tuba
yang ditabur si buta tak bercelana
menunggu kalian ngambang siasia
sebagai lumut dan ikan
waktu memusar hijau
lubuk yang keruh di kedalaman
ikan dan si tua sama mati dan siasia
lumut menubuhkan rahasia
2013
tentang Padma
: Titiennur Siregar
pagi yang segar
bunga padma tergelepar
di jantungku yang subuh
sayang, kaulah bunga padma itu
jangan menggelepar,
sebenarnya subuh masih jauh
andai aku subuh
andai dikau pagi
siapakah yang rela jadi bunga padma?
2013
Muhammad Asqalani eNeSTe Mahasiswa Pend. Bahasa Inggris – Universitas Islam Riau (UIR). Buku puisinya yang terbaru ABUSIA masuk nominasi Anugerah Sagang 2013. Pernah menjadi Divisi Iklan di AKLaMASI pada tahun 2012. Kini aktif di Community Pena Terbang (COMPETER)