Ingatkan Pemuda, Cakram Adakan Seminar

Sabtu (13/2), Cakrawala Mahasiswa (Cakram) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau (UIR)—adakan seminar dengan tema Selamatkan Generasi Muda dari HIV/AIDS, free sex dan Valentines Day (V-day) dengan Islam. Seminar tersebut dilaksanakan di Auditorium H Zaini Kunin—FKIP gedung C.

Afrahul Fadillah—Panitia Cakram mengatakan, kegiatan seminar sengaja dilaksanakan sebelum V-day. Tujuannya agar pemuda tahu bahwa perayaan tersebut bukan untuk umat muslim.

Seminar yang langsung dibuka oleh Pembina Cakram—Johari Afrizal M Pd tersebut menghadirkan dr.Ari Warsito—Praktisi dan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia, dan M Maliki—Trainer dan Pemerhati Remaja.

Dalam penyampaian materi seminar, Ari Wirasto menjelaskan sejarah V-day yang merupakan perayaan Lupercalia untuk memuja dewi cinta pada 13-18 Febuari oleh bangsa Romawi. Disaat 13-18, bangsa Romawi merayakan dengan cara: Seorang pria dapat memilih wanita untuk menemaninya satu malam dengan menggunakan undian.

Tidak hanya bangsa Romawi, Ari Wirasto juga menjelaskan bahwasannya di Inggris pada 14 Febuari, V-day diperingati sebagai The National Importance Day. Sedangkan di Amerika Serikat The National Kondom Week. “V-day sama dengan free sex. Faktanya perayaan ini identik dengan kemaksiatan dan perbuatan mesum,” jelas Ari.

Menurutnya dengan terjadinya Free sex tersebut, akan menimbulkan kasus baru: HIV/AIDS. Walaupun program dari pemerintah tentang penanggulangan HIV sudah ada, namun biayanya besar. Baginya, justru menambah permasalahan baru bagi Indonesia. “Masalah-masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, karena pemerintah tidak menyelesaikan sumber permasalahannya. Ditambah lagi dengan jebakan Liberalisme pada generasi Muslim.” Ungkapnya.

M Maliki, dalam seminar tersebut juga menjelaskan bahwa sebenarnya Islam tidak pernah mengharamkan cinta. Hanya saja, Islam mengatur cinta tersebut dengan syariatnya. Cinta yang dimaksud bukan dengan melakukan hal-hal yang dilarang dalam Islam.

Menurutnya, Islam mengajarkan bahwa Muslim tidak boleh meniru bahkan mengikuti apa yang dilakukan oleh suatu kaum lain. “Jika melakukan sesuatu, kita harus tau apakah hal itu diperbolehkan oleh Islam. Kita sebagai Muslim seharusnya menerapkan Islam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan,“ Pesannya. (Reporter: Arniati Kurniasih dan Rega Alsusar)

Editor: Dede Mutiara Yaste

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *