Gado-gado Dunia Pendidikan

PEKANBARU, UIR, aklamasi.net-Ada banyak hal yang perlu di cermati secara kritis dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dari mulai soal guru, mahasiswa, tokoh, sampai lagu. Mungkin mereka yang bersekolah di tahun sebelum abad 21 termasuk orang yang beruntung. Masih bisa menyanyikan lagu-lagu seperti Kebunku, Naik Delman, Dua Mata Saya, dan Bangun Tidur.

Apakah generasi SD sekarang masih di ajarkan lagu-lagu buah karya Pak Kasur maupun Ibu Soed? Entahlah. Mungkin para bocah lebih familiar dengan lagu sakitnya tuh di sini, cinta-cintaan barangkali.

Bandung Mawardi dalam bukunya Pendidikan Tokoh, Makna, Peristiwa dengan lihai mengulas soal-soal pendidikan. Ia menulis soal Soerjono alias Pak Kasur pengisah pendidikan lewat lagu-lagu bocah.

Ada pengharapan lagu-lagu memberi pemerdekaan diri buat mengenal Tuhan, alam, diri, keluarga, Indonesia. Para pendidik tanpa pamrih mengenalkan edukasi lewat lagu dengan cara riang, agar cinta tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia. betapa banyak, yang hari ini inferioritas terhadap bahasa sendiri. lebih bangga menggunakan kata-kata Inggris. Sok-sok keminggris.

Ada hal-hal yang romantis ketika membaca esai Pendidikan, Tokoh, Makna, Peristiwa karangan Bandung Mawardi, sekaligus juga terhenyak dengan realitas pendidikan di negeri kita. Kita tidak hanya di ajak berkeliling mengenal tokoh-tokoh pendidikan semisal, Ki Hajar Dewantara, dan Tan Malaka.

Ki Hajar Dewantara seorang tokoh yang bejuang dalam tiga medan: politik, jurnalistik dan pendidikan. Setiap tanggal 2 Mei kita memperingati hari kelahirannya sebagai hari pendidikan nasional atas jasa-jasanya. Ki Hajar mendirikan perguruan Taman Siswa pada 1922 di Yogyakarta. Sekolah yang diperuntukkan bagi gologan yang tidak bisa menikmati sekolah kolonial yang penuh diskriminasi.

Siapa sangka jasa tokoh satu ini sengaja di hapuskan dari pendidikan kita. Jarang sekali namanya terdengar kecuali ia adalah tokoh komunis yang harus di benci. Padahal Tan Malaka, pernah mendirikan Sekolah Rakyat di Semarang (1921) bagi golongan ke bawah. Membaca esai-esai dalam buku ini akan tersingkap betapa pendidikan mengalami disorientasi. Pendidikan tak ubahnya mesin-mesin pencetak tenaga untuk pasar (kapitalis). Kenikmatan belajar, di ganti dengan kenikmatan sikap mental mengejar ijazah. Segala bisa di korbankan untuk menempuh hal-hal instan.

Dalam salah satu esainya Bias Iklan Universitas bagaimana Bandung Mawardi menggambarkan universitas dengan genit mengambil hati calon mahasiswa dengan iklan-iklan penuh pencitraan. Kampus dengan AC, tenaga pengajar lulusan universitas luar, fasilitas gedung mentereng.

Informasi manipulasi sering di pakai buat menarik para mahasiswa dengan menyampingkan kebenaran realitas kampus. Jangan heran bila mahasiswa terserang sindrom instan, kuliah hapalan tanpa pernah diajak berpikir. Mahasiswa dulu dan kini terasa jauh berbeda.

Miris sekali bagaimana Bandung menggambarkan mahasiswa saat ini. “Sekarang, ingatan-ingatan itu berganti dengan kesedihan. Para mahasiswa di pelbagai kampus tetap menjadi kaum demonstran, berikhtiar jadi intelektual atau menuruti ambisi-ambisi kekuasaan. kesedihan tak berujung adalah perubahan identitas mahasiswa saat mereka muncul di studio-studio televisi. Peran mereka adalah kaum bertepuk tangan, tertawa, berjoget untuk acara-acara televisi tak bermutu. Mereka mengenakan jas almamater, mengakui diri sebagai mahasiswa. Mereka tampak menghina sejarah pemaknaan mahasiswa dari masa ke masa.”

Kumpulan esai bisa dibaca untuk orang yang peduli terhadap dunia pendidikan negeri ini. Tak tertuju hanya mahasiswa pendidikan. kekurangan-kekurangan kecil memang membuat mata sepet, jumlah halaman yang tidak sinkron dengan data buku, penggarapan di kertas buram terkesan ala kadarnya. Tapi tak membuat substansi gagasan melempem, malah padat.

Data Buku
Judul : Pendidikan Tokoh Makna Peristiwa
Penerbit : Jagat Abjad Solo
Penulis : Bandung Mawardi
Cetakan : I, 2014
Tebal : 149 Halaman

Oleh : Reporter AKLaMASI UIR, Wahid Irawan (Pemimpin Umum AKLaMASI UIR)
Editor : Rifal Fauzi
Foto : https://gemuruhdalamsunyi.wordpress.com/tag/puisi/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *