KAMMI- Deep State pengaruhi Unsur Pemerintahan di Negara Muslim

 

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Al-Adiyat Universitas Islam Riau (UIR) bekerjasama dengan Keluarga Alumni KAMMI (KA KAMMI), dan UKMI Al-Kahfi UIR taja diskusi ilmiah “Pengaruh Deep State dalam menentukan kebijakan di Negara-negara Muslimin”, Minggu (01/10). Dengan pemateri Ustaz Nandang Burhanudin,Lc,MA. Acara ini berlangsung di Auditorium Gedung Guru, jalan. Lobak Pekanbaru.

Dalam materinya Ustaz Nandang jelaskan deep state (pemerintah bayangan) ini pertama kali digunakan di Turki, untuk mengambarkan adanya pemerintah bayangan yang bisa mengendalikan banyak unsur pemerintahan, setelah menguasai Istanbul pasca perang dunia I, Inggris menciptakan sebuah kevakuman politik dan pemerintahan dengan menawan banyak pejabat negara serta menutup kantor-kantor dengan paksa membuat bantuan pemerintah tersendat.

Menurut ustaz Nandang, isu deep state ini sengaja dihembuskan oleh presiden Turki Recep Tayyip Erdogan , saat terjadi upaya kudeta dinegaranya pada tanggal 15 juli 2016. Dia menuduh Fethullah Gulen, seorang ulama turki yang bermukin di Amerika, sebagai dalang dari kudeta tersebut.

Sebelumnya istilah deep state ini digunakan untuk mengambarkan situasi di Turki dan beberapa konflik internal dalam pemerintahan di mesir dan Pakistan. Tujuannya untuk mempengaruhi kebijakan berbagai usaha yang sedang dijalankan oleh pemerintah baru.

“Deep state di Indonesia pertama terjadi di masa Pra Kolonial yang tumbuh sejak zaman islam, kedua pada masa Vereenidge Oostindische Compagnie (VOC), ketiga yaitu pada masa sekarang dalam sebuah acara debat publik di stasiun tv swasta nasional” ujarnya.

Ada beberapa perinsip yang harus dibangun oleh jiwa muslim menurut ustaz Nandang, pertama mampu berakselerasi disegala jalan yang membawa kepentingan dakwah islam, kedua prinsip yang menggunakan dakwah dengan hikmah atau memberikan pencerahan, ketiga prinsip yang menggontrol opini publik sehingga menjadi pencerah bagi masyarakat, keempat setiap kepentingan yang kita putuskan adalah kepentingan bersama bukan kepentingan personal.

Menurut Nisa Ul Amini Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UIR (FKIP), bahwa banyak ilmu pengetahuan baru yang didapatkan, deep state memang harus dipahami dan dipelajari saat ini,” sekarang lagi zamannya adu domba jadi, jangan sampai umat islam lengah dan mau dipecah belah oleh deep state yang dibuat kelompok-kelompok pembenci islam” tuturnya.

 

Penulis: Cahyani

Editor: Arniati Kurniasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *