Deteksi Dini Kesehatan Mental

Mahasiswa Pencinta Alam Psikologi (MAPPSI) Universitas Islam Riau (UIR), ikut memeriahkan hari kesehatan sedunia dengan adakan talk show di Auditorium Soeman HS, Fakultas Hukum UIR, Sabtu (07/10). Acara ini dihadiri oleh, Dr.Elly Anggreny Ang Sp.KI (dokter Awal Bros Sudirman dan Santa Maria), Dra. Rumondang J.k Napitu. Psikolog, dan Sigit Nugroho M.Psi. psikolog, selaku pembicara.

Supri Yanto –Sekretaris MAPPSI—  katakan, bahwa acara ini berguna sebagai pengabdian masyarakat dengan cara melakukan psikoedukasi, (suatu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman, usaha pencegahan gangguan psikologis di suatu kelompok), dan melihat perkembangan elektronik semakin canggih membuat orang merasa depresi atau kesepian.

“Dengan diadakannya acara ini supaya mahasiswa mampu menampilkan keberaniannya di depan orang lain atau face to face”ujar Supri.

Dr.Elly jelaskan, Depression Awareness adalah sebuah keadaan dengan gejala rasa sedih yang berkepanjangan hingga hilangnya minat melakukan hal-hal yang disukai, diikuti dengan ketidak mampuan dalam menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari setidaknya selama dua minggu. Depression merupakan urutan kedua ditahun 2020 dan banyak dialami oleh wanita. Ciri-ciri depresi pertama, mengangap dirinya itu kecil dibandingan dengan orang yang ada disekitarnya, kedua suka putus asa dalam berbagai kegiatan yang dilakukan, ketiga suka murung, keempat yaitu malas dalam berbagai hal yang dilakukan, kelima iritabilitas (peka terhadap rangsang), kelima adalah suka mengeritik diri sendiri, keenam kepercayaan diri menurun, ketujuh mereka selalu pesimis, kedelapan tidak bertenaga dalam kesehariannya, kesembilan gangguan makan dan tidur itu jika terjadi selama dua minggu, yang terakhir adanya keinginan untuk bunuh diri.

Menurut Dr. Elly depresi bisa dideteksi dini dengan kenali suasana perasaan diri, mempercepat kesembuhan, sikap dan pola hidup sehat seperti olahraga, tidur yang cukup, asupan diet harus seimbang, dan menghindari alkohol, “karena pengetahuan menimbulkan kesadaran, dan kesadaran kita pasti memilih respon yang tepat sehingga kita dapat kembali mengerjakan aktivitas sehari-hari” ungkapnya.

Dalam materinya Dra.Rumondang juga jelaskan bagaimana cara mengatasi depresi, dengan merencanakan dengan baik mengenai aktivitas yang kita lakukan. Depresi merupakan tekanan yang membuat orang harus beradaptasi dan menghadapi untuk dapat bertahan hidup. Perbedaan antara orang sehat dengan penderita ganguan jiwa, orang sehat berfikir sebelum bertindak, bisa mempertimbangkan rasa, sadar akan realita kehidupannya, sedangkan orang yang menderita ganguan jiwa adalah bertindak tanpa berfikir, memperturutkan hasrat dan kehilangan realita.

Renita Rahma mahasiswi Fakultas Psikologi, ungkapkan bahwa banyak manfaat yang didapat dari kegiatan ini, “dengan ini kita bisa mengetahui ciri-ciri orang yang terkena ganguan jiwa atau tidaknya, apalagi sekarang ini banyak orang-orang yang mentalnya terganggu, dan materinya juga sangat baik dan mudah dipahami” tutupnya.

 

Reporter: Cahyani

Editor: Arniati Kurniasih

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *