Seminar Mukernas Popmasepi Kupas Tentang Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia

Aklamasi.net, Pekanbaru – Fakultas Pertanian (Faperta) universitas Islam Riau (UIR) menjadi tuan rumah pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi). Mukernas yang menjadi agenda rutin dua tahun sekali Popmasepi ini setiap penyelenggaraan bergiliran tempat universitas, dan kali ini himpunan mahasiswa Agribisnis (Himagris) UIR yang menjadi penaja.

Dan kamis, (8/2). Merupakan hari kedua kegiatan Mukernas dengan adanya seminar nasional bertemakan “Peran Pemuda Dalam Pembangunan Pertanian Dan Ekonomi Nasional.” Dan “Popmasepi Sebagai Solusi Bagi Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia.”

Bertempat diauditorium gedung B Faperta UIR. Seminar dengan peserta
142 deligasi dari 39 universitas diindonesia ini juga dihadiri Gubernur Riau, Ir.H. Arsyadjuliandi Rachman, M. B.A.

Peserta yang menghadiri seminar mukernas popmasepi tampak serius mendengarkan pemaparan materi

Dalam seminar ini ada tiga pemateri dan M. Amrul khoiri, dosen Faperta universitas Riau (UR) sekaligus pengurus Litbang Asosiasi Petani kelapa sawit Indonesia (Apkasindo). Menjadi pemateri pertama.

Dalam materinya ia paparkan sarjana pertanian begitu banyak tersebar.
Tetapi mereka (sarjana pertanian) belum dapat menjawab kemana pembangunan pertanian ini akan dibawa. Kemudian ia menyesalkan sarjana pertanian sekarang lebih banyak memilih untuk mengantri melamar kerja menjadi karyawan kantoran. “Seharusnya sebagai sarjana sudah bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.” Jelasnya.

Pemateri kedua dosen Faperta UIR, Dr. Azarudin. M. Amin., M.Sc. Menjelaskan materi dengan topik “peran perguruan tinggi dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan memiliki daya saing.”
Ia sampaikan bahwa kinerja ekonomi per-Provinsi di Indonesia pada tahun 2012-2016 dalam peningkatan produksi barang dan jasa. Provinsi yang terendah adalah Kalimantan timur, kedua Aceh dan ketiga adalah Riau. Ia jelaskan jika semakin banyak pengusaha maka tingkat pertumbuhan ekonomi, produk barang dan jasanya semakin meningkat.

Ia juga menyampaikan bahwa suatu hidayah akan tumbuh berkembang tanpa memiliki lahan. Dimana lahan itu hanyalah give of nature, “ketika anda pandai memanfaatkannya maka dia akan bermanfaat bagi anda,” jelasnya. Kemudian Azhar menyoroti saat ini teknologi sangat berperan penting dalam pemasaran. Salah satunya tokopedia sebagai pemasaran impor dan barang yang dijual didalamnya. Adakah peran pertanian ?.

Sambungnya, kalau tidak ada, apa yang terjadi dengan mahasiswa pertanian yang tidak mampu menghasilkan barang untuk dapat di display. “Ini sebenarnya masalah besar tetapi juga sebagai kesempatan besar bagi mahasiswa maupun alumni pertanian yang mampu menciptakan pemasaran pertanian pada pasar online tersebut.” Jelas Azarudin.

Dan pemateri yang terakhir Dr.Erlinur, SP., M.Si yang juga Dosen Faperta UIR. Mengangkat topik “kesempatan kerja sektor pertanian bagi generasi pemuda Indonesia.”
Ia paparkan bahwa pertanian Indonesia sekarang ini identik dengan lahan yang sempit. Kemudian tenaga kerjanya berpendidikan rendah, berumur tua, juga kemudian dimana tingkat pengangguran tinggi. Kalau melihat kesempatan kerja berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian. “Apabila sektor pertumbuhan ekonomi kita meningkat maka akan meningkatkan ketersediaan kerja dan juga lapangan pekerja.” Jelas Elinur.

Lebih lanjut ia jelaskan sekarang ini masih banyak kualitas tenaga kerja yang rendah. dimana saat ini pada sektor umum pertanian bahwa tingkat pendidikan ketenaga kerjaan rendah. Dimana rata-rata pendidikan tenaga kerja tersebut paling tinggi adalah sekolah dasar (SD). Berakibat adopsi inovasi dan kreatifitas kerja juga rendah.

Kemudian ia sampaikan tingkat pengangguran saat ini sudah menurun tetapi masih tergolong tinggi. Indonesia juga masih kurang mandiri dalam ekonomi, dimana lebih banyaknya impor dibandingkan ekspor. Kemudian ia juga menyesalkan pengolahan sumber daya alam negeri (SDA). “Sangat ironi, bangsa kita yang kaya raya dengan SDA ini tetapi hampir semua diolah oleh bangsa asing seperti pertambangan, pertanian dan sebagainya,” ujarnya.

Agung Puramono selaku ketua pelaksana Mukernas, kepada Aklamasi, ia berharap dengan diadakannya Mukernas ini dapat menjalin hubungan baik antar mahasiswa se-Indonesia khususnya Fakultas Pertanian.
Dalam persiapan acara Agung jelaskan panitia merasa kesulitan untuk menyediakan fasilitas transportasi, penginapan dan terbatasnya dana juga menjadi salah satu kendala. Karena banyaknya delegasi yang mengikuti acara ini.

Perkiraan panitia delegasi yang hadir sepenuhnya berjumlah 200 karena masih ada yang dalam perjalanan. “Untuk saat ini yang hadir masih berkisar 142 deligasi, tetapi sebisa mungkin kami menyikapi itu semua untuk menyukseskan acara ini sebagaimana semestinya,” ujarnya.

Risky salah satu mahasiswa Universitas Islam Indragiri Tembilahan yang menjadi peserta Mukernas ini menyampaikan bahwa perasaannya sangat senang mengikuti kegiatan ini. “Di daerah kami itu sangat kurang peminat pertanian ini khususnya agribisnis, dengan diadakannya acara ini semoga menambah wawasan kami bawasannya pertanian itu tidak kalah dengan jurusan jurusan lain.” Jelasnya kepada Aklamasi.

Kemudian Anggi salah satu mahasiswa universitas Muhamadiyah Sumatra Utara (UMSU) yang sudah pernah mengikuti musyawarah kerja wilayah (Mukerwil) di universitas Sriwijaya mengatakan bahwa Mukernas tidak jauh berbeda dengan Mukerwil. Hanya saja karena kali ini nasional jadi pesertanya juga lebih banyak bahkan dari sabang sampai merauke, kemudian ia juga senang dengan adanya acara seperti ini. “Saya senang bisa mengikuti Mukernas ini karena menambah wawasan lebih luas lagi khususnya dibidang pertanian.” Ungkapnya kepada Aklamasi.

 

 

Reporter : Janaek Simarmata (magang)
Editor : Tomy Ginting

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *