Kendala Belajar Ditempuh Melalui Jalur Beasiswa

Oleh: Windy Tahnia


Universitas Islam Riau (UIR) adakan kuliah umum dan promosi beasiswa pemerintahan Jepang yang diadakan di Auditorium pukul 09:30 WIB. Menghadirkan pemateri Masamu Yamamori selaku konsul muda –consulate general of Japan Medan. Rabu (24/4).

Masamu Yamamori mengungkapkan rendahnya minat pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk menempuh study ke Jepang.  Padahal berdasarkan data dari The Japan Foundation, pada 2017 Indonesia berada di peringkat ke-2 di dunia  dengan jumlah kursus bahasa Jepang sebanyak 2.496 kursus. Sedangkan jumlah pelajar Indonesia yang berada di Jepang berjumlah 5.493 orang. Ini menjadikan Indonesia berada di peringkat ke 7 setelah Taiwan yang ada di peringkat ke 5. Sementara Taiwan adalah negara terbesar ke 5 di dunia yang memiliki kursus bahasa Jepang sebanyak 1.462 kursus.

Widya Septyati selaku peserta kuliah umum yang juga pernah belajar di Jepang selama setahun membagikan pengalamannya. Ketimpangan tersebut didasari oleh beberapa alasan.

 “Alasan yang pertama, memang minat masyarakat Indonesia akan bahasa Jepang tinggi, namun orientasi belajarnya tidak hanya untuk melanjutkan study di Jepang. Melainkan ada juga untuk bekerja.”

Widya menambahkan alasan kedua adalah soal mentalitas, stigma orang Indonesia yang takut untuk belajar ke Jepang jika tidak ada beasiswa, finansial adalah kendalanya. Sedangkan negara-negara lainnya seperti Tiongkok memiliki keberanian lebih besar untuk belajar di Jepang karena mental mereka yang sudah terbiasa untuk mencukupi kebutuhan finansial dengan cara bekerja part time.

Menurut Masamu Yamamori kendala untuk belajar ke Jepang dari segi ekonomi bisa ditempuh melalui jalur beasiswa. Pemerintah Jepang memberi banyak beasiswa, seperti beasiswa pemerintah pusat, beasiswa pemerintah daerah, beasiswa yayasan pendidikan swasta jepang, serta beasiswa dari setiap universitas di Jepang. Beasiswa-beasiswa ini ada yang dipilih sebelum keberangkatan dan juga setelah keberangkatan.

Salah satu beasiswa yang dijelaskan oleh Masamu Yamamori adalah beasiswa Monbukagakusho. Menariknya, beasiswa ini memberikan kemudahan dalam bentuk bebas biaya ujian masuk, kuliah dan pendaftaran, gratis tiket penerbangan kelas ekonomi pergi pulang Indonesia (Jakarta-Jepang), adanya tunjangan untuk setiap bulan Program Research Studet (S2, S3) sebesar ¥143.000  senilai dengan Rp 18.000.000 sesuai kurs hari ini yaitu 1 yen sebesar Rp 126,21.

Pedaftaram beasiswa Monbukagakusho buka setiap tahun pada bulan April, masa pendaftaran berbeda-beda tergantung pada programnya. Syarat untuk mengikuti beasiswa ini adalah mengikuti seleksi dokumen, mengikuti ujian tertulis dengan 2 pilihan bahasa yaitu bahasa Jepang dan bahasa Inggris, serta mengikuti ujian wawancara di Jakarta.


Editor: Yenny Elvira


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *