Adanya Paksaan Pembelian Produk, Coreng Meriahnya Festival Mahasiswa Baru

Oleh: Salma Siregar


Memeriahkan penyambutan mahasiswa baru—angkatan Garuda 2019, Universitas Islam Riau (UIR) menghadirkan perayaan Festival Mahasiswa UIR 2019, yang dimeriahkan oleh seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas se-UIR, serta seluruh Himpunan Mahasiswa yang ada di UIR. Festival dibuka langsung oleh rektor Prof. H. Syafrinaldi S.H, M.C.l. Sabtu, (07/09).

Festival ini mengharuskan mahasiswa baru mengunjungi stand seluruh organisasi UIR, yang terletak di bundaran pintu masuk utama UIR. Sambil membawa kertas yang telah diberikan oleh panitia, mahasiswa baru mengunjungi stand satu persatu untuk mendapatkan stempel yang nantinya akan ditukarkan dengan sertifikat Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).

 “Hal ini baru pertama kali kita lakukan, selain untuk memeriahkan acara penyambutan, acara ini juga mengenalkan UKM yang ada kepada mahasiswa baru, siapa tahu ada yang berkenan bergabung untuk mengasah bakat mereka,” ujar Alim Termizi, Ketua Pelaksana Festival Mahasiswa 2019.

Namun, ada beberapa mahasiwa baru mengeluh atas tindakan beberapa oknum, yang mengambil kesempatan dengan memberi syarat kepada mahasiswa baru, harus membeli makanan, minuman atau stiker yang telah disediakan di stand mereka, ketika berkunjung meminta stempel.

Salah satunya Ardpraymadi Putra, Mahasiswa Manajemen 2019, yang mengaku keberatan dengan adanya hal itu,

“Jika ingin berjualan tidak apa-apa, tapi jangan ada paksaan seperti ini, karena pengeluaran baru-baru ini untuk masuk universitas sudah cukup besar, ditambah dengan paksaan pembelian stiker, jadi merasa terbebani,” ujarnya.

Refi Rehan, juga Mahasiswa Manajemen 2019, mengeluhkan adanya oknum yang mencari keuntungan dalam kegiatan ini,

“Saya sendiri merasa keberatan karena beberapa stand menjual barang atau makanan seharga 5000, bayangkan jika ada 15 stand yang seperti itu, saya pribadi merasa terbebani,” ungkap Refi.

Menanggapi hal ini Alim mengatakan, tidak ada sistem bayar dari pihak penyelenggara,

“Tidak ada sistem bayar atau transaksi jual beli untuk mendapatkan stempel yang dibutuhkan mahasiswa baru,” tutur Alim Termizi.


Editor: Arniati Kurniasih
Foto: Janaek Simarmata


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *