Dibuka Beberapa Hari, Bazar IKA UIR Sepi


Oleh : Johan Hariwitonang


Beberapa tenda berwarna merah dan kuning bermerek Telkomsel dan Sirup Kurnia sudah berdiri sejak siang (19/2) di lapangan depan Gor Volly Universitas Islam Riau (UIR). Masuk lewat gerbang samping menuju Fakultas Pertanian, saya berhenti sebentar untuk melihat-lihat, ada spanduk tertulis “Selamat Datang di Bazar IKA UIR, Tanggal 19-23 2020”.

Terlihat beberapa orang sedang menata stand, menempelkan nama dagangan dan menambahkan keterangan jualannya. Sepi tak banyak orang yang berkunjung, terdapat 45 stand dan saat itu hanya terisi 21 stand, juga tidak banyak mahasiswa yang mengunjungi bazar tersebut.

(20/2) Siang selepas shalat dzuhur, kali kedua saya berkunjung ke bazar yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIR dalam rangka mensukseskan acara Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UIR.

Semua tenda sudah berdiri, ada panggung di bagian tengah pojok lapangan, tapi belum ada penampilan apapun yang disuguhkan. Motor mahasiswa ramai terparkir di badan jalan samping kantin Fakultas Ekonomi yang jelas ada tanda dilarang parkir. Cukup ramai siang itu ketika saya pergi ke sana, dibandingkan saat hari pertama.

“lumayan rame dari pada hari kemarin, hari ini lebih banyak mahasiswa yang berkunjung ke stand kami” ujar Alia penjual Korean Stuff, ia punya usaha kecil-kecilan, rutin membuka stand saat Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman pada akhir pekan. Alia mengaku bukan mahasiswa UIR namun adiknya yang mendaftarkan.

Sejajar dengan stand Alia, ada ibu-ibu sedang berjualan makanan, batagor dan pisang lumer. Didepan deretan kedua terpisah dari standnya, ada juga ibu lainnya yang menjual pakaian islami, dengan koper yang dibentangkan di tengah lapak, ia berbaring siang itu. Belum ada tampak seorang pun yang membeli dagangannya.

Saya beralih pergi mencari minuman didepan pentas, berhenti disebuah stand yang menyediakan minuman thai tea, penjualnya Mahasiswa UIR asal Thailand, mereka dari Persatuan Mahasiswa Patani Selatan Thailand. Saya juga berbincang dengan mereka menanyakan pendapatan dari berjualan selama sehari.

“Kami sering juga ikut acara bazar seperti ini apabila ada kesempatan, 100 ribu perhari bisa kami dapatkan” Jelas Bulian dengan Bahasa Indonesia yang fasih.

Ajun Gusdira—Ketua pelaksana mengatakan seharusnya peresmian bazar tanggal 19 Februari 2020, namun karena pihak rektorat berhalangan hadir maka diundur. Mungkin ini salah satu penyebab masih sedikitnya pengunjung kemarin.

Sekitar jam 14.30 WIB Wakil Rektor III (WR III) Ir. H. Rosyadi, M.Si. membuka bazar kreatif mahasiswa yang ditaja oleh BEM UIR ini.

“Lewat acara ini semoga mahasiswa bisa mengembangkan usahanya sendiri, diakhir acara akan dinilai, usaha siapa yang paling bagus. Setelah ini kalian bisa buat proposal bisnis dan antarkan ke rektorat, untuk ikut lomba business plan ” jelas Rosyadi memberi semangat kepada mahasiswa untuk giat berwirausaha sebelum membuka acara.

Setelah pemotongan pita. Panggung mulai diisi dengan live music dari mahasiswa UIR. Rosyadi dan rombongan mulai berjalan ke lapak masing-masing pedagang melihat usaha dari mahasiswa, sambil bercengkrama dan berkenalan dengan mereka. Di stand yang menjual karikatur WR III berhenti lama, Wandi Saputra penjualnya, ia mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,

“Saya membuat karikatur ini juga untuk mensukseskan acara IKA UIR” sambil menunjuk karikatur berwajah Syafrinaldi Rektor UIR.

Bermacam-macam jualan yang disuguhkan pedagang, selain menjual makanan dan minuman, ada juga bazar buku dan sepatu, alat kecantikan, pernak pernik korean-stuff dan baju. Ditengah lapangan bazar saya duduk untuk mengamati keadaan sekitar, cukup ramai hari itu (20/2) namun yang paling banyak diserbu oleh para pembeli dari stand makanan, stand yang menjual baju sepi pembeli.

Di selebaran undangan online tertulis pendaftaran untuk mengisi stand gratis hanya untuk mahasiswa UIR, namun dilapangan banyak ibu-ibu pedagang dari luar UIR.  Uang pendaftaran memang gratis, tapi panitia tetapkan uang sampah sebesar Rp. 10.000,-

“Uang sampah ini kami kumpulkan untuk membeli plastik sampah, awalnya karena wisuda kemarin BEM UIR juga adakan bazar gratis, tetapi sampah tidak terkontrol, jadi Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) di tegur WR III” jawab Ajun. Namun, Setelah ditanyakan lagi ke beberapa penjual, sebagian ada yang belum mengetahui hal ini.

Total semua stand yang sudah berdiri sebanyak 45, 21 stand yang terisi pada hari pertama, hari ke dua masih ada 10 stand yang tidak terisi dan hari ketiga (21/2) selain 10 stand yang masih tidak terisi, tampak kursi dinaikkan ke atas meja dengan ditutupi terpal dan beberapa stand memilih untuk tutup.


Editor : Intan Salfitri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *