Tak Ingin Ambil Resiko, UIR Pilih Pembelajaran Daring di PMM


Penulis: Rizka Yani


Universitas Islam Riau (UIR) melaksanakan pelepasan dan penerimaan mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) pada Rabu (27/10). Kegiatan ini dilaksanakan secara luring oleh 25 orang perwakilan mahasiswa.

UIR merupakan salah satu perguruan tinggi yang terdaftar pada program PMM ini. Dari data laporan yang disampaikan oleh Tomi Erfando, selaku penanggung jawab kegiatan, terdapat 222 orang mahasiswa dari 47 perguruan tinggi pengirim yang belajar di UIR. Sedangkan untuk mahasiswa UIR sendiri, terdapat  220 orang tersebar ke 13 perguruan tinggi penerima di pulau Jawa.

UIR juga membuka kelas dengan sistem dalam jaringan (daring) melalui program ini, mata kuliah yang ditawarkan pun beragam dari beberapa fakultas dan disiplin ilmu.

“Terdapat 366 orang mahasiswa mitra dari 73 perguruan tinggi asal, 28 orang dosen pengampu mata kuliah, 11 orang dosen modul nusantara dan 29 mata kuliah mitra yang ditawarkan” Jelas Tomi.

Program ini sendiri dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kala itu, Nadiem Makarim pada 14 April 2021. PMM memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa di luar pulau dan kampus asal selama satu semester. Sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 74/P/2021 yang memberikan jaminan pengakuan 20 SKS untuk kegiatan pembelajaran di program Kampus Merdeka, mahasiswa yang mengikuti PMM akan mendapatkan pembelajaran sebanyak 20 SKS yang dapat diikuti dengan tiga skema.

Pandemi covid masih berlangsung, kegiatan pertukaran mahasiswa yang seharusnya dilaksanakan secara luring, mengakibatkan beberapa perguruan tinggi mengalihkan semua kegiatan belajar melalui daring. Nindya Juniarti, salah mahasiswa yang belajar di UIR asal Universitas PGRI Semarang, menyatakan harapannya agar segera dapat belajar langsung.

“Kami senantiasa berdoa segera diberangkatkan ke Riau, agar tersampaikan tujuan dari program ini untuk mengenal kebudayaan antar daerah” jelas nya via zoom

Selain itu, Nindya juga menyampaikan apresiasi nya kepada dosen dan mahasiswa UIR yang hangat menyambut kehadiran nya meski hanya melaui pembelajaran daring.

Prof. Dr. Syafrinaldi, SH,. MCL menyampaikan alasan UIR belum melakukan pembelajaran secara offline. Syafrinaldi menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi cukup berat. Jika tetap dilakukan akan merepotkan, juga mengingat jumlah mahasiswa UIR yang mencapai 27.000 orang.

“Persyaratan yang ditetapkan gugus covid Pekanbaru cukup berat, rasanya sulit untuk dapat kami penuhi persyaratan tersebut” jelasnya.

Namun,  syafrinaldi mengatakan agar covid-19 ini tidak menjadi penghalang untuk melakukan kegiatan secara maksimal, dan berharap program ini tetap dapat membawa manfaat bagi mahasiswa.


Editor: Rahmat Amin Siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *