PTM Terbatas Berhenti, Kapan UIR Offline Kembali?


Penulis: Gerin Rio Pranata


Setelah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas sejak 7 Februari 2022 lalu, kini Universitas Islam Riau (UIR) kembali menerapkan pembelajaran secara hybrid. Hal ini ditengarai penularan Covid-19 yang meluas di lingkungan kepegawaian.

Kabar ditiadakannya PTM Terbatas sementara waktu ini disiarkan melalui grup Whatsapp Kampus UIR oleh Rektor, Prof. Syafrinaldi, S.H, M.C.L pukul 21.59 WIB, Kamis (24/02).

Dalam pesan tersebut Syafrinaldi mengatakan, ditiadakannya sementara waktu PTM Terbatas lantaran terdapat dosen dan karyawan—serta keluarga keduanya—terpapar oleh Covid-19.

Tidak butuh waktu lama, terbitlah Surat Edaran (SE) dengan nomor 0633/A-UIR/4-2022 tentang Peniadaan Sementara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk Mitigasi Penyebaran Covid-19 di Lingkungan UIR.

Surat tersebut membahas 5 poin. Yakni, meniadakan untuk sementara waktu PTM Terbatas pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Dimulai pada Jum’at (25/02). Lebih lanjut, SE tersebut juga menginstruksikan untuk mengganti PTM dengan menggunakan platform digital ataupun media sosial lainnya hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Namun, pelayanan administrasi dan keuangan oleh tenaga kependidikan tetap dijalankan seperti biasanya. Kebijakan ini nantinya akan ditinjau dari waktu ke waktu dengan memperhatikan perkembangan kasus Covid-19 di Pekanbaru.

Syafrinaldi mengungkapkan, sebelum PTM dimulai kembali, ia akan mempertemukan seluruh jajaran di UIR—dekan dan dokter Klinik Pratama Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI)—sebab, katanya, tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Lebih lagi, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kota juga menjadi pertimbangan pihak universitas melakukan PTM.

“Kita akan mengikuti instruksi pemerintah, dalam hal ini penetapan PPKM Kota Pekanbaru. Apabila PPKM sudah mencapai level 1 maka PTM Terbatas ini akan dimulai kembali,” ujar Syafrinaldi.

Terkait penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan UIR, yang notabene terpapar Covid-19 adalah dosen dan pegawai. Menurut Syafrinaldi gejala awal dari penyebaran virus ini dilihat dari kesehatan.

“Karena ini varian Omicron dan tidak memiliki tanda-tanda suhu tubuh yang tinggi, gejala awalnya adalah batuk dan flu. Lebih lanjut, penularan juga terjadi karena bersentuhan dengan keluarga dari dosen dan pegawai UIR yang sudah terpapar Covid-19 sebelumnya,” jelas Syafrinaldi.

Ketika memiliki gejala tersebut mereka memeriksanya ke Klinik Pratama YLPI dan melakukan tes antigen ataupun Polymerase Chain Reaction (PCR). Setelah dinyatakan positif dari hasil tes tersebut, maka dosen ataupun pegawai yang terpapar Covid-19 akan diistirahatkan selama 10 hari di rumah.

Syafrinaldi menjelaskan, jika terjadi kasus Covid di kalangan dosen dan pegawai UIR, maka ketetapannya adalah melakukan tes antigen kepada yang bersinggungan langsung dengan yang terpapar.

Sementara, Syafrinaldi belum menemukan kasus Covid-19 dari mahasiswa. Walaupun mahasiswa silih berganti memasuki ruangan kelas setiap jamnya. Dengan temuan kasus Covid-19 dari pihak dosen dan pegawai UIR, ia memilih untuk memberhentikan PTM Terbatas untuk semenatara waktu.

 “Sebab jika melakukan antigen—kepada mahasiswa—mau sebanyak apa? Jadi langkah yang kita lakukan adalah memberhentikan untuk sementara waktu PTM Terbatas ini,” terangnya.

Menanggapi SE terkait pemberhentian PTM Terbatas untuk sementara waktu, juga menuai perhatian dari mahasiswa, M. Agung Sinaga misalnya, mahasiswa Agroteknologi, semester dua ini merasakan perbedaan yang signifikan antara perkuliahan tatap muka dan Daring.

Menurutnya, melakukan pembelajaran secara online membatasi kreativitas mahasiswa.

“Dengan dijalankannya perkuliahan secara online kembali, banyak mahasiswa yang menganggap remeh semua hal yang terjadi di universitas, baik itu nilai, pembelajaran itu sendiri. Saya rasa perkuliahan secara online sangat sangat tidak efektif untuk dilaksanakan karena berdampak sangat besar bagi mahasiswa,” tulisnya melalui pesan Whatsapp.


Foto: Danu Harry Pratama

Editor: Rahmat Amin Siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *