Perempuan Kelas Pekerja Tambang yang Berjuang atas Pelecehan Seksual


Penulis: Tuni Dariyanti


Film North Country menceritakan seorang wanita pekerja tambang bernama Josey Aimes, diperankan oleh Charlize Theron menuntut perusahaan tempatnya bekerja atas tindakan pelecehan seksual yang ia dapat bersama karyawan wanita lainnya.

Film ini berdasarkan kisah nyata kasus Jenson melawan Eveleth Taconite Co. yang merupakan gugatan pelecehan seksual class-action pertama di Amerika Serikat. Dan juga terinspirasi dari buku Class Action karangan Clara Bingham dan Laura Leedy Gansler. 

Cerita berawal ketika Josey mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang membuatnya kabur meninggalkan sang suami, kembali pulang ke kampung halaman. Josey kemudian tinggal bersama kedua orangtuanya di Minnesota.

Keputusan untuk berpisah dengan sang suami memaksa Josey harus bekerja demi menghidupi diri dan kedua anaknya. Bermula dari bekerja di sebuah salon kecantikan, menghantarkan Josey bertemu dengan sahabat lama bernama Glory.

Glory menawarkan Josey untuk ikut bekerja di sebuah pertambangan Pearson Taconite and Steel, tempat dimana ayah Josey juga bekerja.

Walau tidak mendapatkan izin dari kedua orangtuanya, Josey tetap bersikeras untuk bekerja di pertambangan dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan hidup, meskipun sang ayah telah menjelaskan bahwa bekerja di pertambangan cukup beresiko bagi seorang wanita.

Lebih lagi karena mayoritas pekerja pertambangan di dominasi oleh laki-laki, menyebabkan wanita termarginalisasi. Namun Josey tidak menghiraukan itu.

Film yang diproduksi oleh Warner Bross Picture ini tidak hanya menjelaskan perjuangan Josey dalam menghidupi anak-anaknya. Namun film ini menggambarkan perjuangan hak-hak perempuan melawan diskriminasi dalam pekerjaan. Di dalam perusahaan pertambangan tersebut terlihat jelas ketidakadilan gender yang dialami perempuan.

Pada hari pertama Josey bekerja, ia mendapat sambutan yang kurang baik. Beberapa penambang laki-laki melontarkan kata-kata melecehkan perempuan. Setelah beberapa waktu bekerja disana, Josey baru mengetahui ternyata hampir semua pekerja wanita telah mengalami pelecehan seksual.

Michael Zeitsman selaku penulis dalam film North Country mengemas cerita ini dengan menggunakan alur maju-mundur. Setiap cerita diselingi dengan peristiwa masa lalu yang diceritakan oleh Josey sewaktu ia diperiksa di persidangan.

Dalam menjalankan pekerjaannya perempuan mengalami subordinasi alias penomorduaan. Pekerjaan tambang yang identik dengan pekerjaan kasar, kotor, dan beban kerja yang berat menyebabkan wanita dianggap tidak layak.

Dari sinilah terlihat jelas wanita dicitrakan lemah, tidak berdaya dan tidak mampu menjalankan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh laki-laki.

Stereotipe negatif yang disematkan kepada buruh perempuan, seperti tugas perempuan ialah bukan bekerja melainkan meyenangkan suami, mengurus rumah, anak dan lain-lain. Tugas -tugas tersebut seolah telah menjadi kodrat bagi perempuan.

Perbedaan lainnya terjadi pada sedikitnya waktu istirahat yang diberikan kepada buruh perempuan. Selain itu tidak adanya perlindungan hukum, asuransi kesehatan, serta jaminan sosial lainnya.

Pelecehan seksual yang terjadi mulai dari lisan, tindakan, visual, dan lain sebagainya. Seperti yang dialami salah seorang pekerja tambang perempuan lainnya, Sherlin.

Ia dikurung dan diganggu di dalam toilet portabel oleh penambang laki-laki. Josey mengadukan kejadian tersebut kepada atasan perusahaan namun tidak mendapatkan tanggapan sesuai dengan harapan, melainkan sebaliknya. Ia justru diperintah untuk bekerja, tutup mulut, dan tidak perlu mempersoalkan bahkan menuntut mengenai masalah tersebut.

Film ini juga tidak secara monoton menceritakan perbuatan pelecehan seksual, tetapi juga menampilkan cerita tentang permasalahan keluarga dan lingkungan sekitar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Seluruh cerita dari North Country merupakan kesaksian di pengadilan di mana Josey melancarkan tuntutan terhadap atasannya. Josey menuntut kesetaraan dengan para pekerja pria yang lainnya, ia ingin agar wanita jangan hanya di belakang, dan menuntut agar mendapatkan gaji setiap akhir minggu.

Kekurangan film tersebut yaitu, kurang menjelaskan kedekatan antara Josey dengan Bill White selaku pengacaranya. Serta alasan mengapa Bill White bersedia menjadi pengacara Josey tidak dijelaskan.

Film ini membuka cara pandang kita terkait diskriminasi gender yang ada pada dunia kerja hingga saat ini. Selain itu sang sutradara mengemas film ini sangat apik, akting Charlize Theron begitu totalitas dalam memerankan Josey, sebagai seorang ibu tunggal yang berjuang demi menghidupi anak-anaknya di tengah ketidakadilan yang menimpa.  

Film ini cukup mengaduk emosi para penonton dan memberikan semangat dalam memperjuangkan hak-hak  perempuan.

Melalui peran yang dilakoni dalam film the North Country, Charlize Theron dan Frances McDormand masing-masing dinominasikan dalam kategori Aktris Terbaik dan Aktris Pendukung Terbaik pada beberapa area penghargaan, di selangnya Academy Awards, Golden Globe, BAFTA Awards dan Screen Actors Guild Awards.

Josey merupakan  pelopor dan representatif dari gerakan feminis. Melalui film yang berdurasi 120 menit ini tersirat pesan penting bahwa, “perempuan dan laki-laki memang berbeda tetapi tidak boleh dibeda-bedakan”.


Editor: Arif Widyantiko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *