Rocky Gerung di UIR : Integritas Moral dan Etika sebagai Pondasi Indonesia Emas 2045
Penulis : Muhammad Sahnan Lubis
Rocky Gerung atau kerap dijuluki dengan Presiden Akal Sehat memberikan materi kuliah umum perihal Mengukuhkan Integritas Moral, Etika dan Akademik dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 di Universitas Islam Riau pada Jumat (26/09) yang bertempat di Auditorium Fakultas Hukum.
Acara ini dihadiri oleh Rektor Universitas Islam Riau (UIR) Assoc. Prof. Dr. Admiral, S.H., M.H. , Dekan Fakultas Hukum. Assoc. Prof. Dr. Rosyidi Hamzah, S.H., M.H. , Mantan Rektor Universitas Islam Riau Dr. Syafrinaldi, S.H., M.C.L, dan segenap civitas akademika UIR serta Mahasiswa/I yang turut mengikuti perkuliahan umum. Acara tersebut juga dipandu oleh Dr .Selvi Harvia Santri, S.H., M.H.
Dr. Selvi Harvia Santri, S.H., M.H yang memoderatori acara turut menyampaikan harapannya kepada seluruh mahasiswa UIR terkhususnya mahasiswa Fakultas Hukum untuk dapat mengembangkan etika dan moral yang sesuai dengan prinsip – prinsip nilai Pancasila sehingga Visi Misi 2045 bisa tercapai dengan membentuk generasi muda yang berakal sehat, berjiwa mandiri, berbasis iman dan takwa yang juga sejalan dengan visi misi UIR.
Selvi menjelaskan bahwa judul acara tersebut dipilih secara khusus untuk menyambut mahasiswa baru.
“Judul yang kita angkat adalah ‘Mengukuhkan Integritas Moral, Etika, dan Akademik dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045’,” ujarnya.
Menurutnya, tema ini diangkat sebagai respons atas kondisi saat ini. Inisiasi ini menjadi pemantik karena adanya krisis moral dan etika sebab marak terjadi pelanggaran, khususnya di dunia pendidikan.
“Rahim seorang perempuan adalah fakultas hukum. Pertama, karena hanya pada rahim perempuan dimengerti sepenuhnya apa arti keadilan.” jelas Rocky Gerung.
Dilain hal nya, Rocky turut memaparkan bahwa hukum harus diakses oleh semua orang.
“Equality before the law yang memiliki arti setiap rakyat sama kedudukannya di depan hukum yang disebutkan oleh John Walk memiliki arti yang salah akan tetapi, arti yang benar adalah hukum harus sama diakses oleh kita yang berbeda.” Ungkapnya.
Ia juga memaparkan pandangannya mengenai bonus demografi yang diprediksi akan diterima Indonesia pada tahun 2045. Menurutnya, istilah tersebut kurang tepat sebab “bonus” bermakna pemberian setelah adanya investasi.
“Kata Bonus Demografi tidak ada di dalam kamus. Kalimat yang sesuai adalah Dividen Demografi,” jelasnya.
Ia menambahkan, sama seperti Dividen Ekonomi yang diperoleh dari investasi materi, Dividen Moral juga hanya bisa diperoleh melalui investasi moral terhadap Sumber Daya Manusia (SDM).
Foto : Muhammad Sahnan Lubis
Editor : Annisa Rahma Aulia

