Upaya Pemerintah Dalam Pelestarian Budaya Melayu Kerajaan Siak

Beberapa pengungjung wisata berpose di depan Istana Siak Sri Indra Pura. (gambar Istimewa)
Beberapa pengungjung wisata berpose di depan Istana Siak Sri Indra Pura. (gambar Istimewa)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
Dalam pelestarian kebudaaannya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata melakukan beberapa langkah baik, antara lain selalu mendukung acara kegiatan yang dilaksanakan oleh warga maupun pemerintah daerah setempat, untuk terus melestarikan kebudayaan  maupun peninggalan sejarah yang ada di Negeri Lancang Kuning.
Menurut Budi Raharjo dari sejarawan kerajaan Siak dalam acara saat diskusi bersama DJTL Tepak Sirih 2013 oleh LPM Aklamasi juga menyampaikan “pergeseran akhlak tingkah laku manusia terhadap modernisasi” tegasnya. Ialah sebab akibat yang sangat berpengaruh terhadap sejarah, yang kini telah mulai ada pemerosotan terhadap budaya, banyak warga yang telah melupakan warisan budaya melayu seperti mulai tidak adanya pengajian setelah ba’da magrib karena pengaruh teknologi, yang lebih memilih untuk menonton televisi, hal ini harus lebih diperhatikan oleh orangtua agar mulai kontrol kegiatan anak.
Dengan mulia banyaknya pengaruh negatif yang bisa membuat kebudayaan semakin dilupakan, Pemerintah Kabupaten Siak juga berencana menjadikan Provinsi Riau sebagai pusat budaya melayu yang ada di Indonesia sedangkan Kabupaten Siak sebagai pusat budaya yang ada di Provinsi Riau, ini lah langkah langkah pemerintah  yang terus dikerjakan oleh pemerintah secara bertahap.
Bukti kinerja baik dari Pemerintah Daerah misalnya pagelaran acara Festival Siak Bermadah (FSB) di Istana Siak, istana megah peninggalan kerajaan Siak yang terletak di Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. “pawai ini merupakan salah satu upaya pihak istana kesultanan siak untuk melesetarikan budaya” kata pak cik Si’am, salah satu pekerja istana. Menurut dia, acara pawai budaya melayu siak ini merupakan cerminan kehidupan di dalam lingkungan istana siak, agar terus lestari maka harus ada kegiatan yang yang berhubungan langsung dengan istana,  kegiatan yang dilaksanakan oktober 2011 lalu ini cukup menarik simpati warga terbukti banyak warga yang berdatangan ke acara yang dilaksanakan di lingkungan istana tersebut.
Kegiatan yang dilaksanakan siang hari itu menghadirkan pasukan kerajaan berpakaian lengkap dengan senjata pelindung, serta sang Sultan yang menaiki kereta kencana dengan atribut lengkap layaknya Raja. Tapi tentu saja bukan sultan asli, melainkan diperankan oleh warga setempat.

Langkah lain yang dilaksanakan pemerintah ialah dengan pembangunan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang menangani secara serius masalah peninggalan sejarah serta kebudayaan daerah yang berhubungan langsung dengan adat melayu Riau sehingga pelestarian peninggalan sejarah kerajaan Islam Riau maupun budaya Riau lebih termanegemen dengan baik.
“Pembuatan buku sejarah  yang di buat oleh Putra Putri daerah seperti buku Ikan Siak, Kerajaan Siak, serta beberapa buku lain dari Malaysia dan Belanda yang telah diterjemahkan ke bahasa indonesia, sebagai upaya untuk menyampaikan dan memperkenalkan sejarah kebudayaan Melayu Siak,” perjelas pak Budi, menurutnya dengan tulisan buku dengan mudah mampu memperkenalkan kepada generasi muda agar sejarah dan kebudayaan peninggalan leluhur tidak ditinggalkan meski teknologi semakin berkembang.(Editor AKlaMASI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *