Ender’s Games : Melibatkan Fiksi Ilmiah
Seorang jendral bernama Mazer Rackham dibintangi Ben Kingsley, menjadi sosok yang paling heroik, ketika Mazer menghantam pesawat tempurnya ke kapal induk bangsa Formics, alien berupa serangga, sehingga semua pengikut Formics juga turut hancur dan Mazer pun kabarnya ikut hancur di pesawat tersebut.
Dimulai saat itu Mazer dianggap pahlawan yang berani dan menjadi inspirasi bagi kadet-kadet di sekolah militer untuk bertarung melawan Formics.
70 tahun telah berlalu, ras manusia tetap mendapat ancaman dari bangsa Formics, karena ras ini terus berkembang di planetnya. Ras ini tak mampu mengendalikan pertumbuhan mereka, sehingga mereka harus menjajah suatu planet untuk tempat tinggalnya.
Kolonel Graff diperankan Harrison Ford dan Militer Internasional, membentuk suatu angkatan elit di luar angkasa. Mereka melatih prajurit-parjurit terbaik yang nantinya akan melawan bangsa Formics. Namun prajurit yang dilatih ini tak sembarang, mereka lebih memilih anak-anak jenius, anak-anak yang berusia belasan tahun yang nantinya menjadi seluruh komando yang bertarung dengan bangsa Formics.
Ender Wiggin, pemaran utama film ini, diperani oleh Asa Butterfield, merupakan siswa yang di cari-cari Kolonel Graff. Ender, begitu panggilannya, merupakan sosok anak yang genius namun mempunyai sifat, pemberontak dan punya kepedulian yang tinggi.
Dia selalu saja memberontak, tak mau dibeda-bedakan. Dia pemikir yang kritis, tak mau mendapat perintah yang menurutnya tak layak. Ender berbeda dengan yang lain karena pola pikirnya. Namun sisi kepedulian Ender yang buat Kolenel Graff tak suka, dia anggap itu membuat Ender lemah nantinya.
Film ini diadaptasi dari novel yang judulnya sama juga, ‘Ender Games’ yang ditulis oleh Orson Scott Card. Dan novel ini digarap menjadi film oleh Gavin Hood. Film fiksi bergaya teknologi ini, memanjakan penonton dengan kecanggihan-kecanggihan dan Artificial intelligence (kecerdasan buatan). Seperti saat adegan di akhir-akhir, dimana Ender dan kawan-kawannya berlatih simulasi untuk melawan bangsa Formics.
Dengan gerakan tangan yang lihai, seakan-akan memaikan suatu permainan, Ender mangatur pola-pola dan kendali pesawatnya.
Terdapat pertemanan, permusuhan serta pendustaan di film ini. Namun diakhir cerita, ternyata Ender malah menyelamatkan ras Formics ini dari kehancuran. Akhir film ini sepertinya akan berlanjut di seri kedua, karena Ender pergi membawa telur terkahir Formics untuk dicarikannya planet baru bagi ras tersebut.
Di situs imdb.com film ini mendapat ranting 7.2 dari 10 bintang, ada 217 review dan 185 kritik. Film ini telah diputar diboskop Indonesia mulai tanggal 1 November lalu. Film ini tidak terlalu banyak laga, karena intinya yaitu membetuk karakter Ender agar siap sebagai anak yang berusia 15 tahun menjadi komando seluruh prajurit di perang nanti dan penonton akan dimanajakan dengan teknologi-teknolgi canggih di kapal tersebut. Hanya di sesi terkahir saja ada pertarungan yang dilihatkan secara virtual.
Sutradara: Gavin Hood
Skenario: Gavin Hood
Tayang Indonesia: November 2013
Genre: Sains Fiksi
Pemain :
Ender (Asa Butterfield)
Colonel Hyrum Graff (Harrison Ford)
Mazer Rackham (Ben Kingsley)
Petra Arkanian (Hailee Steinfeld)
Stilson (Brendan Meyer)
Valentine Wiggin (Abigail Breslin)