Jadi Pengusaha di Usia Muda

CEO Riau Pos, Makmur menyampaikan materi dalam seminar wirausaha. AKLaMASI/Raja
CEO Riau Pos, Makmur menyampaikan materi dalam seminar wirausaha. AKLaMASI/Raja

Memulai usaha tidak harus mempunyai modal dahulu. Karena selama ini banyak yang mengeluh bahwa untuk memulai usaha harus mempunyai modal. Ada modal pun tidak menjamin juga, seseorang untuk berusaha. Jadi modal bukan jaminan, yang penting mempunyai semangat untuk menjalankannya.

Itulah pesan yang disampaikan oleh Ahmi Setari perwakilan dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dalam seminar “Entrepreneur goes to campus, jadi pengusaha di usia muda? Siapa takut, Sabtu (5/4). Seminar tersebut di taja oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi kerjasama dengan Xpresi Riau Pos.

Selain Ahmi Setari, ada dua pembicara lain yaitu, Syamri syamsuddin selaku wakil dekan III Fakultas Ekonomi. Dan CEO Riau Pos, Makmur. Dalam slide pemaparannya, sebagai orang akademisi Syamri lebih banyak  menjelaskan teori teori singkat tentang berbisnis.

Syamri mengatakan fokus lah pada usaha anda dan mimpi anda karena dengan fokus dan bermimpi anda akan mencapai cita-cita tertinggi anda. Jika Syamri Syamsuddin lebih bicara teori. Makmur menceritakan pengalamannya ketika mulai mengenal dunia usaha lewat kedekatan beliau dengan Kepala Sekolah sewaktu SMP. Dengan menjual Lambang OSIS karena tak ada Koperasi saat itu.

“Pola pikir yang harus diubah yaitu pola pikir “tidak punya modal”. Padahal dengan networking kita bisa berwirausaha.” Ucapnya.

 Makmur juga menerangkan pentingnya charity (sedekah) dan memperluas jaringan dalam berwirausaha, hal ini ia contohkan dengan menggambarkan seorang Abdurrahman bin Auf.Abdurrahman bin Auf suskses berbisnis pada masa nabi Muhammad yang tidak melupakan sedekah.

 Ahmi Setari menyampaikan topikStart Bussiness, beliau yang pernah bersekolah di Australia ini menjelaskan bagaimana ia memulai bisnis tidak dari nol melainkan dari minus, artinya beliau melanjutkan usaha keluarga yang terlilit dengan hutang.

Dengan teguh dan yakin akhirnya perusahaan yang minus tadi kini bisa menjadi perusahaan yang mulai mendatangkan keuntungan. Katanya.

Kini ia telah merambah bisnis perkebunan sawit dan bidang bisnis lain.Ia memberi saran untuk membuat sebuah perusahaan bertahan ialah dengan pintar mengatur arus kas (cash flow).

Di akhir acara tiga ratusan peserta mendengarkan testimoni dari pengusaha pemula yang telah memiliki bisnis di usia muda. Ada Ari mahasiswa Fekon dan seorang siswi SMA Witama. Ari saat ini berusaha dengan es durian Kulelaku yang beromzet jutaan perbulan. Siswi Witama itu telah memulai dengan bisnis online, yang katanya juga tanpa modal. (Rifal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *