Mengenal Feature dan Straight News Melalui DJTD

Jumat (25/11) merupakan hari ke-dua pelaksanaan DJTD AKLaMASI yang berlangsung di Aula Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pekanbaru. Dalam pelatihan DJTD AKLaMASI ke XIX, Abdul Hamid Nasution sampaikan materi mengenai penulisan straight news dan feature. Diawali dengan pengetahuan tentang pengertian berita. Menurutnya, berita terdiri dari beberapa unsur diantaranya informasi yang faktual, terbaru, relevan, dan terpenting berita harus disampaikan.

“Jika berita tidak disampaikan, maka bukan berita namanya, sebab informasi tidak tersampaikan kepada publik,” tutur Hamid.

Dikatakan dengan berita adalah suatu hal yang unik, menarik, dan tidak biasa. Artinya, ketika ada satu kejadian perkara yang tidak biasa, itulah yang menjadi sorotan publik. “Ketika seorang wanita menikah dengan dua pria, itu hanyalah berita biasa. Tapi, ketika seorang wanita menikah dengan lima orang pria bersaudara, itulah berita luar biasa dan menarik.” Ujar Hamid.

Dalam penyampaiannya, Hamid menjelaskan pentingnya alat indera dalam penulisan feature. Kepekaan dari alat indera untuk mendeskripsikan setiap apa yang dilihat, dirasakan, dan didengar.

Untuk mempraktikkan cara menulis feature, Hamid memberi kesempatan dan pengarahan kepada peserta DJTD menuliskan feature tentang kamar mereka masing-masing. Dimulai dari mendeskripsikan keadaan fisik kamar, benda-benda penting hingga yang tidak penting, hal apa saja yang didengar, dan kejadian lainnya.

Dilanjutkan dengan penulisan straight news, didalamnya terdapat unsur 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Berbeda dengan feature, penulisan straight news lebih singkat, padat, dan tepat. Seperti piramida terbalik, menjelaskan hal penting diawal hingga kurang penting pada akhir berita. Peserta DJTD membuat berita straight news tentang pelaksanaan DJTD XIX AKLaMASI.

“Apa perbedaan penulisan straight news dan tulisan dalam media online?” Tanya Tomi Erikson Ginting—Peserta DJTD.
Hamid menanggapi bahwa, berita pada media online dibuat seperti stalagtit dalam goa. Terkadang dalam penulisannya, tidak langsung pada penyelesaian kasus. Melalui tahapan peristiwa demi peristiwa hingga menuju penyelesaian. Berbeda dengan tulisan straight news dalam media cetak seperti koran, berita harus singkat, padat, dan tepat sasaran.

“Perbedaan dalam penulisan di media online dan straight news sebenarnya hanya terletak pada pembatasan ruang dan waktu.” Tutup Hamid.

Reporter : Laras Olivia
Editor : Sofiah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *