Peraturan Diperketat Wisuda Periode I Terlihat Lenggang

Universitas Islam Riau (UIR) diramaikan oleh adanya wisuda periode I pada tahun 2018. Sabtu, (27/1). Wisuda kali ini terlihat lebih tertib dari tahun sebelumnya, pasalnya pihak UIR telah menentukan tempat, seperti area berjualan yang terletak di dekat UIRA health dan di depan Fakultas Ekonomi, sedangkan area merokok terletak di kantin apung samping Gor Voli. Selain itu peletakan papan bunga yang biasanya tersusun disepanjang trotoar juga sudah di alihkan di luar kawasan kampus, ujar Aldison,SH kepala Security UIR.

Pada wisuda Sarjana ke-74 dan Pasca Sarjana ke-37 UIR berhasil mewisudakan sebanyak 1001 mahasiswa terdiri dari 9 fakultas dan pasca sarjana, bertempat di Gor Voli UIR.

Berdasarkan data dari Biro Adminstrasi dan Akademik Kemahasiswaan (BAAK), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) masih menempati tempat teratas dalam lulusan sarjana, yaitu sebanyak 306 mahasiswa, Fakultas Ekonomi (Fekon) 234, Fakultas Teknik (FT) 108, Fakultas Sosial Dan Ilmu Politik (Fisipol) 107, Fakultas Hukum (FH) 69, Fakultas Pertanian (Faperta)  46, Fakultas Agama Islam (FAI) 31, Fakultas Psikologi 20, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) 21 dan Pasca Sarjana 59 mahasiswa.

Dari 1001 mahasiswa yang berhasil lulus, ada pemuncak dari setiap fakultas. Arisman Harefa FH dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,72, Abadi  FAI dengan IPK 3,95, Bop Duana Afrireka FT IPK 3,90, Prihatin Ponco Pamungkas Faperta IPK 3,88, Ihda Husni Fekon IPK 3,76, Ajeng Handayani FKIP IPK 3,83, Rian Hidayat Fisipol IPK 3,75, Misti Ningsih fakultas Psikologi dengan IPK 3,92, Dede Mutiara Yaste Fikom IPK 3,80, Tengku Mulkan Pasca Sarjana IPK 3,79. Sedangkan pemuncak tingkat universitas diraih oleh Abadi FAI dengan IPK 3,95.

Kursi yang disiapkan untuk orang tua mahasiswa terlihat lenggang, karena wisuda kali ini peraturannya lebih diperketat dibandingkan tahun lalu, “wisuda kali ini lebih tertib dari sebelumnya, lebih lancar aman dan tidak ada lagi yang merokok di dalam gor” ujar Hendri selaku keamanan yang  berjaga di dalam tempat perhelatan wisuda.

Selain itu Hendri juga tambahkan bahwa yang di perbolehkan memasuki gor hanya tiga orang saja, yaitu ibu, ayah dan satu keluarga lainnya. Oleh karena itu keadaan di dalam gor terlihat lebih sepi.

Leman, orang tua dari Ardi wisudawan Faperta katakan, wisuda kali ini terlihat sangat baik dan nyaman karena untuk memasuki gor tidak perlu berdesak-desakan dengan yang lainnya dan pelayanan dari panitia pun sangat baik, “tidak ada kesusahan bagi kami orang tua untuk masuk dan acara ini sangat menyenangkan” ungkapnya.

Selain itu, trotoar juga terlihat sepi berbeda dari wisuda-wisuda sebelumnya, hal ini membuat wisudawan merasa kecewa karena adanya kebijakan pelarangan papan bunga di lingkungan kampus, “jujur saya kecewa dengan peraturan tersebut. Bahkan wisuda kali ini terlihat sangat sepi dan tidak meriah karena tidak adanya papan bunga di lingkungan kampus. Padahal wisuda hanya sekali setahun dan tidak masalahkan kalau mahasiswanya juga ingin acara yang meriah” ujar Rio Ardianto mahasiswa Fekon.

Dede Mutiara Yaste, pemuncak Fikom juga mengutarakan kekecewaannya karena dilarangnya pemasangan papan bunga di lingkungan kampus. “Kecewa sekali, soalnyakan papan bunga itu juga bisa untuk kebanggaan  kita, ada nama kita, dan  ada rasa kesenangan tersendirilah dalam diri kita karena dikasih papan bunga” tuturnya.

Pedagang yang berjualan pun lebih rapi dari sebelumnya, karena sebelum masuk para pedagang langsung diarahkan dimana tempat mereka bisa berjualan. Penjual makanan dan penjual bunga terpisah, “kata satpamnya biar lebih rapi makanya antara pedagang bunga sama makanan itu dipisah” ujar Winda Sari, pedagang bunga souvenir wisuda.

 

Reporter: Yosiatna Amini, Windy, Taqee, Aldi (Magang)

Editor: Arniati Kurniasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *