Pembukaan Workshop, Sejuk Ingatkan Pers Kampus Jaga Keberagaman

Suasana pembukaan workshop jurnalistik keberagaman, Sabtu (24/2). 

AKLaMASI.net, Bandung – Workshop Pers Mahasiswa Meliput Keberagaman dengan tema “Jurnalisme Melawan Hoax SARA di Tahun-tahun Politik.” Resmi dibuka pada hari sabtu (24/2).

Bertempat di hotel Ibis styles Bandung. Workshop ini ditaja oleh Serikat Jurnalis untuk keberagaman (Sejuk) bekerja sama dengan Lembaga pers mahasiswa (LPM) Suaka universitas Islam negeri (UIN) Sunan Gunung Djati dan Isola Pos Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Serta didukung oleh Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF).

Peserta dihadiri oleh jurnalis media mahasiswa berbagai daerah. Mulai dari Aceh sampai Nusa tenggara Timur, yang lolos seleksi dari panitia Sejuk. 25 peserta yang lolos seleksi tersebut diantaranya Eduardus Only Putra dari Akademika Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere. Floresyael stefani Sinaga dari Suara USU, Medan. Zakharia oldefo Duha dari VERITAS Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Tomy Erikson Ginting dari AKLaMASI Universitas Islam Riau. Serta Jimmi Porwanto dari Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya Palembang.

Dalam sambutannya Rio Tirtayasan dari Isola Pos UPI Bandung. Kepada peserta menuturkan keberagaman yang kadang dipertanyakan, dimana kadang sering terjadi pergesekan terkait keberagaman itu sendiri. “Hal tentang keberagaman ini menarik untuk kita pelajari, bagaimana menyikapi dan menjaganya.” Ujarnya.

Rifah Zainani pengurus Sejuk, sambutannya kepada peserta ia ceritakan workshop Sejuk perdana diadakan dari tahun 2010, diberbagai daerah Indonesia.
Dimana workshop ini berangkat dari keprihatinan bagaimana situasi keberagaman di Indonesia yang sekarang ini mendapatkan tantangan cukup berat. Dimana masih terjadinya gesekan-gesekan terkait Suku, Agama, Ras, antar golongan (SARA) dibeberapa daerah. “Konflik SARA ini menjadi tantangan bersama bagi kita.” Tuturnya.

Lebih lanjut ia katakan bagaimana melihat situasi keberagaman dikampus yang situasinya juga sama dengan yang diluar.
Dimana kampus juga menjadi tantangan bagaimana jurnalis mahasiswa membangun sebuah keberagaman. “Maka peran kawan-kawan disini nanti sangat penting untuk memproduksi berita-berita keberagaman.” Jelas Rifah.

Kemudian ia tuturkan bagaimana nanti pers kampus bisa memantau peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar terkait pilihan kepala daerah (Pilkada). Bagaimana peran pers kampus memantau informasi yang masuk dan memverifikasi kebenarannya.

Setelah sambutan dan sesi perkenalan peserta, kemudian pengurus Sejuk Tantowi Anwari yang biasa dipanggil Thowik, menginstruksikan peserta untuk menggambar disecarik kertas hijau yang disiapkan panitia. Dan menceritakan maknanya terkait keberagaman, jati diri, tujuan serta harapan peserta kedepannya setelah mengikuti workshop ini.

 

Reporter : Tomy Ginting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *