Anak Muda dan Penguasaan Media Digital

AKLaMASI—Senin (10/12), Media Mahasiswa AKLaMASI Universitas Islam Riau adakan diskusi publik “Anak Muda dan Media Digital” di Aula Fakultas Agama Islam. Muhammad Iqbal, redaktur Kumparan, menjadi satu-satunya pembicara dalam diskusi ini. Iqbal bercerita mengenai polemik media sosial di kalangan anak muda.

Ia menjelaskan bagaimana arus informasi publik didistribusikan oleh media digital. Media punya peranan penting membentuk tren dan kecenderungan di masyarakat. Apalagi kepenguasaan internet di masa kini adalah oleh kalangan muda.

Muhammad Iqbal mengatakan dalam paparannya, sesuatu hal bisa menjadi viral atau populer karena dipengaruhi oleh media digital. Media online dan sosial kadang memproduksi dan menyebarluaskan objek hanya untuk mengejar rating dan meriuhkan suasana dunia maya.

“Sejak ada media sosial, setiap orang adalah jurnalis,” ucap Iqbal kemudian. Siapa saja dapat mewartakan laporan terkini di sekitarnya. Hal yang membedakan jurnalis media dan masyarakat adalah aturan pers, verifikasi, tanggung jawab dan identitas. Pelaporan dalam kerja-kerja jurnalistik haruslah berpedoman pada kaedah-kaedah jurnalistik.

Namun, bebasnya informasi-informasi yang berseliweran di dunia digital tersebut, membuat gampang informasi keliru dan sesat berbaur. Iqbal mengatakan penyebab terjadinya distribusi informasi palsu (hoax) adalah; Pertama, karena ada yang memproduksi berita hoax tersebut. Kedua, karena adanya pengaruh komentar tokoh-tokoh publik di dunia maya, kemudian komentar tersebut diolah oleh pihak lain tidak sebagaimana semestinya. Ketiga, tidak ada verifikasi isu saat memperoleh suatu informasi, sehingga informasi tersebut lempang lalu-lalang di media sosial.

“Ada media yang langsung mengutip dan membuatnya menjadi berita, itu sangat diharamkan,” tambahnya. “cari sumbernya, dan ceritakan faktanya.”

Iqbal juga bercerita asiknya dunia media masa kini. Tidak seperti koran, media digital sangat interaktif. Setiap orang bisa berdiskusi pada suatu berita pada kolom komentar dan memberi reaksi terhadap berita tersebut. Media digital juga mempunyai fitur sunting cepat, sehingga infomasi bisa diperbaiki dengan segera. Juga, kemudahan yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, semua ada dalam satu genggaman tangan.

Terakhir, ia memperingatkan anak-anak muda untuk berhati-hati saat beraktifitas di dunia digital. Banyak hal bisa membawa keuntungan dan kemudahan di sana, begitu pula dengan keburukan. Ada tiga hal yang harus dibatasi penggunaannya; pertama, adalah media sosial. Terlalu lama berkutat di media sosial tidaklah baik, hanya membuat anak muda bermalas-malasan. Kedua, adalah Game Online. Keasikan bermain membuat seseorang candu dan dapat melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa. Ketiga, adalah pacaran digital. Waktu selalu terbuang percuma dan menghilangkan fokus perkuliahan.

“Selain smartphone, mulailah menjinjing buku,” tutupnya.


penulis: Marleni Rahayu & Syania Nurfitri

Editor: Ardian Pratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *