REHAT

Emas Jadi Primadona, Pegadaian Tawarkan Solusi Investasi Terpercaya di Tengah Ketidakpastian Gejolak Ekonomi Global


Penulis : Nabila Permata Diana


Ketidakpastian ekonomi global terus mengalami peningkatan, tentunya kondisi ini mendorong masyarakat untuk mencari instrumen investasi yang aman dan stabil. Setelah menghadapi dampak ekonomi pescapendemi COVID-19, kini dunia dihadapkan pada berbagai tantangan baru, seperti konflik geopolitik, gejolak nilai tukar uang, hingga perubahan suku bunga yang tak menentu.

Kondisi ini mengakibatkan tekanan ekonomi domestik semakin terasa, terutama dalam bentuk kenaikan harga barang pokok, pelemahan nilai tukar rupiah, hingga meningkatkan biaya hidup. Dalam situasi seperti ini, emas menjadi pilihan yang aman bagi masyarakat untuk menjaga nilai keungan mereka agar tidak tergerus inflasi. Memasuki pertengahan tahun 2025, minat masyarakat Indonesia terhadap investasi emas terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Lonjakan ini terjadi seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi global yang mendorong investor individu beralih ke instrumen investasi yang lebih stabil, seperti emas.

Ada empat alasan utama mengapa emas menjadi pilihan utama bagi masyarat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Yang pertama: Tahan Inflasi: emas terbukti menjaga daya beli karena nilainya tidak mudah tergerus inflasi. Kedua, Stabil di tengah Krisis: tidak seperti saham atau kripto yang sangat fluktuatif, harga emas cenderung stabil dan tidak mudah terdampak spekulasi pasar. Ketiga, Likuiditas Tinggi: emas mudah dicairkan kapan saja, menjadikannya aset yang ideal untuk dana darurat. Bahkan emas digital kini bisa dicairkan dalam hitungan menit. Dan keempat, Fleksibel dan Terjangkau: lewat layanan seperti aplikasi Pegadaian Digital.

Harga emas di pasar domestik terpantau solid. Sebagai contoh, pada akhir Mei 2025, harga emas batangan produksi Antam ukuran 1 gram di Pegadaian sempat menyentuh level sekitar Rp1.987.000. Kenaikan harga ini sejalan dengan pergerakan harga emas di pasar global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tensi geopolitik yang masih terasa di beberapa kawasan, sinyal kebijakan suku bunga dari bank-bank sentral utama dunia, serta upaya untuk menangkal dampak inflasi yang masih menjadi perhatian.

Kondisi tersebut mendorong masyarakat untuk mencari alternatif investasi yang aman dan menguntungkan.

“Emas”, dengan karakteristiknya yang stabil dan likuid, menjadi pilihan utama.

Menjawab tingginya animo ini, PT Pegadaian (Persero) terus berinovasi dan menyediakan berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi emas. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga April 2025, volume perdagangan emas di Pegadaian telah mencapai 1.132 kilogram, dengan nilai transaksi menembus Rp1,9 triliun. Angka ini menjadi cerminan nyata dari “demam emas” yang terjadi di kalangan masyarakat.

Salah satu layanan yang paling diminati adalah Tabungan Emas Pegadaian. Produk ini memungkinkan nasabah untuk membeli emas secara cicilan atau bertahap dengan jumlah yang sangat terjangkau, mulai dari 0,01 gram. Fleksibilitas ini membuka pintu bagi semua lapisan masyarakat untuk dapat memiliki emas. Saldo emas yang terkumpul dalam Tabungan Emas dapat dengan mudah dicairkan, dijual kembali (buyback) sesuai harga pasar, dicetak menjadi kepingan emas fisik, atau bahkan digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan lainnya dari Pegadaian.

Keunggulan Pegadaian tidak hanya terletak pada produknya, tetapi juga pada reputasinya sebagai lembaga keuangan milik negara (BUMN) yang telah melayani masyarakat selama puluhan tahun. Jaringan outlet yang luas hingga ke pelosok negeri, ditambah dengan transformasi digital yang masif, menjadikan Pegadaian sebagai pilihan yang tepat dan terpercaya bagi masyarakat yang ingin memulai atau menambah portofolio investasi emas bagi nasabah. Di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan, memilih instrumen investasi yang tepat seperti emas melalui lembaga yang kredibel menjadi langkah cerdas untuk masa depan finansial yang lebih aman.


“Tulisan ini dimuat sebagai prasyarat dalam reporter mengikuti Pelatihan Kepenulisan yang ditaja oleh Bisnis Indonesia bersama PT Pegadaian”

Dari Redaksi


Editor : Annisa Rahma Aulia