Mega Konser Pertama Sudut Pelangi
Awal November lalu (03/11), Do Music Festival—KODEgroup—mengadakan mega konser “The Biggest International Music Festival in Sumatera” di Alam Mayang, Pekanbaru. Panggung besar itu turut dimeriahi oleh penyanyi asal Inggris, Calum Scott dan beberapa musisi Indonesia—Tulus, Marion Jola, Diskoria, Ten2Five dan Pusakata, serta beberapa band lokal.
Sudut Pelangi adalah salah satu dari tiga band lokal yang tampil di sana. Mereka terpilih setelah menang voting yang diselenggarakan oleh Do Music Festival melalui akun Instagram resminya. Sudut Pelangi adalah band pendatang baru, lahir pada tanggal 24 Juni 2016, dengan jumlah anggota lima orang; Tejok sang vokalis, Iki pemetik gitar elektrik, Fadhel pemain keyboard sekaligus peniup saxophone, Geo pada bass dan Yudha penabur drum.
Band ini telah menghasilkan karya sebanyak tujuh buah single, diantaranya Mimpi—karya pertama, dilanjutkan 4,5, Nona Manis, Rumah Pohon, Pulang, Siapa, dan Rumah di Atas Awan.
Jum’at (09/11), AKLaMASI bertemu langsung dengan Tejok—yang tidak ingin memberitahu nama aslinya—sang vokalis dan gitaris Sudut Pelangi di Boco Kopi—sebuah kafe di sekitaran kampus UIR. Kami bercerita banyak soal band yang mereka nakhodai ini, berikut rangkuman isi percakapan di malam itu:
Bagaimana awal terbentuknya Sudut Pelangi?
Berawal dari tongkrongan. Saya suka musik-musik santai yang bisa dinikmati di sore hari. Maka kepikiran buat bikin lagu, belum ada kepikiran untuk bikin band. Terus jadilah lagu yang judulnya Mimpi. Waktu itu konsepnya hanya menggunakan gitar akustik dan accordion. Setelahnya sering manggung di RRI dan Wahid—kafe.
Karena teman saya sibuk dengan musik tradisionalnya, maka saya memutuskan untuk main sendiri. Sampai saya bertemu Iki (gitaris) ini, ketemu terus ngerasain feel, langsung bikin lagu. Satu-satu tuh aku mencarinya, ketemu Fadhel (keyboardist), terus Rudi. Tapi, dia stop sekarang digantikan dengan adiknya Yudha sebagai drummer Sudut Pelangi. Nongkrong, terus dapat feel, yaudah bikin band. Alhamdulillah sekarang sudut pelangi sudah lengkap.
Apa makna dari nama Sudut Pelangi?
Kalau versinya orang luar negeri, Sudut Pelangi itu seperti dongengnya mereka. Jadi, di Sudut Pelangi itu ada gentong yang isinya permen, pokoknya kebahagiaan yang ada disana. Tapi, anggapan aku Sudut Pelangi itu semua warna titik temu terakhir kita di sini. Pelangi itu punya banyak warna, kami ingin karya kami disukai di semua kalangan.
Apa jenis musik yang dibawa Sudut Pelangi ?
Belum dipatokin kami genre-nya apa, bisa jadi tahun depan lagi mood-nya metal hehe. Tapi, untuk sekarang lebih ke pop sih.
Bagaimana bisa tampil di konser DOmusicfestival?
Kami submit karya, kirim ke email Do Music Festival. Waktu itu ada dua lagu judulnya Nona Manis dan Mimpi. Dari sekitar 60 band yang mendaftar, terpilihlah 10 band, kemudian baru dipungut suara di Instagram Do Music Festival, dan Sudut Pelangi berhasil lolos kembali dengan urutan teratas. Sehingga, dipilihlah tiga dari urutan suara terbanyak untuk tampil di sana.
Apa saja Lagu yang dibawakan saat konser?
Kami lebih senang bawakan lagu sendiri. Pertama itu judulnya Siapa, kemudian Rumah di Atas Awan, Rumah Pohon, dan terakhir Pulang.
Ada rencana untuk dibikin komersial gak?
Kayaknya enggak, kami gak suka diatur-atur. Tapi, kami punya aturan, karena pemusik itu harus disiplin juga. Namun untuk berkarya, tidak suka diatur lebih ingin yang bebas.
Apa rencana ke depan Sudut Pelangi?
Kami bakalan bikin album. Setelahnya bakalan ada tour campus, dan ngadain konser di UIR juga pada saat launching album nanti. Mungkin, sekitar setahun lagi paling lama Juni, atau pada saat ulang tahun Sudut Pelangi nanti.
Adakah topik yang diangkat Sudut Pelangi dalam penciptaan sebuah karya?
Setiap lagu sudut pelangi punya maknanya masing-masing. Contohnya, seperti lagu Rumah di Atas Awan, menceritakan tentang suasana kota Pekanbaru di tahun 2014. Ketika semua orang saat keluar rumah berasa seperti berada di awan, itu jaman-jamannya asap ya, saat itu pohon-pohon kering, banyak yang mati.
Tema Lebih ke alam dan juga lebih sering ke cinta. Karena, menurut aku cinta itu sudah mewakili semua hal; cinta kepada langit, cinta kepada Tuhan atau juga cinta kepada Negara.
Dari mana saja inspirasi Sudut Pelangi?
Dari pengalaman-pengalaman yang pernah kita rasain. Jadi, ketika kita bernyanyi itu, “Ini aku banget,” begitu. Lalu, juga dilihat dari sudut pandang alam dan pemukiman.
Punya rencana bikin lagu kritikan terhadap politik?
Sepertinya belum ada. Kalau misalkan kami ingin, nanti tetap Sudut Pelangi pasti akan menyamarkan kata-katanya dengan nuansa alam.
Reporter: Mesy Azmiza Azhar
Editor: Ardian Pratama