Dua Periode Kosong, Presma Baru UIR Ditetapkan Secara Aklamasi


Penulis: Halimatul Yusriah


Badan Pemilihan Raya Mahasiswa (BPRM) Universitas Islam Riau (UIR) mengadakan Pemilihan Raya (Pemira) setelah sempat tak terdengar kabarnya selama kurang lebih dua tahun terakhir.

Rangkaian Pemira dimulai dari sosialisasi pada 23 Februari 2024 hingga penetapan Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) periode 2024/2025 pada Kamis, (21/03). Penetapan berlangsung di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) pada pukul 13.00 WIB, namun sempat molor hingga satu jam.

Acara ini dihadiri oleh beberapa organisasi mahasiswa (ormawa) dari Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat fakultas maupun universitas. Namun, tidak terlihat para pimpinan kampus hadir pada acara tersebut.

Penetapan Presma dan Wapresma kali ini dilakukan secara aklamasi, setelah pasangan calon Ahmad Deni dari FISIPOL dan Muhammad Raihan dari FEB lolos dalam proses vertifikasi data.

Rinaldo Marbun selaku Ketua BPRM-U menyampaikan bahwa sebelumnya ada beberapa ormawa yang meminta perpanjang pendaftaran, dan pihaknya juga sudah memutuskan untuk memperpanjangnya.

“Namun setelah ditunggu, berkas-berkas yang diberikan oleh bakal calon presiden dan wakil presiden tidak lengkap. Bahkan salah satu paslon dari FEB menyatakan mengundurkan diri dari proses pendaftaran,” ungkap Rinaldo.

Acara penetapan ini dilakukan lebih cepat dari timeline yang sebelumnya telah dibagikan melalui laman Instagram @bprm_uir2024. Dimana pada tanggal 19 – 24 Maret harusnya merupakan masa tenang.

Namun, Rinaldo mengatakan jika waktu penetapan presiden dan wakil presiden mahasiswa sudah sesuai dengan timeline yang diinformasikan di media sosial.

“Kami mengupload timeline itu sekitar tanggal 24 Febuari. Lalu untuk pemilihan presiden dan wakil presiden mahasiswa di tanggal 21 Maret dan di tanggal 22 Maret itu penetapan Presma dan Wapresma. Sebenarnya penetapan itu di tanggal 22, di hari Jumat. Tapi karena hari Jumat itu waktunya gak kondusif karena ada yang sholat dan ada yang capek kuliah, makanya kami ambil keputusan untuk penetapan di hari Kamis tanggal 21 Maret,” ungkapnya.

Jelang akhir acara, sempat terjadi kegaduhan antara tim sukses paslon terpilih dengan salah satu peserta perwakilan. Dhimas, sebagaai salah satu perwakilan FAI memprotes sistem pemilihan yang dilakukan secara aklamasi.

Dhimas mempertanyakan hal yang mengganjal selama Pemira berlangsung. Diantaranya alasan tidak diadakanya demokrasi, peserta yang hadir kurang dari seluruh mahasiswa UIR, dan tidak adanya kotak kosong bagi mahasiswa yang tidak ingin memilih Deni-Raihan sebagai Presma dan Wapresma.

Menjawab mengenai hal ini pasangan Deni-Raihan menyatakan bahwa hal seperti itu bukan ranah mereka. Deni mengatakan bahwa ia dan pasangannya sudah mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh BPRM-U.

“Kami mengikuti kebijakan yang dibuat oleh pihak BPRM-U. Tentunya pihak BPRM juga sudah berkomunikasi dengan pihak rektorat dan minta pandangan juga kepada Wakil Rektor III terakit hal ini,” ungkap Deni


Editor: Fani Ramadhani


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *