Efek Covid-19 Bagi Pedagang dilingkungan Kampus UIR


Oleh : Salmi Miftah Hidayah


Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) semakin meningkat pada setiap harinya. Di Indonesia sendiri per Sabtu, 11 April 2020 melalui siaran pers, juru bicara pemerintah khusus Covid-19 Achmad Yurianto katakan telah ada 3.842 orang yang dinyatakan positif. Dari jumlah itu, 327 orang meninggal dunia dan 286 pasien dinyatakan sembuh.

Melihat penyebaran Covid-19 yang begitu cepat dan mudah tersebar, 17 Maret 2020 lalu, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, B.A,. M.B.A mengeluarkan surat edaran nomor 36962/MPK.A/HK/2020 dan 31 Maret 2020 Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Prof. Ir. Nizam,  M.Sc., DIC., Ph.D juga mengeluarkan surat edaran nomor 302/E.E2/KR/2020 tentang proses pembelajaran secara Daring (Online).

Sementara itu Universitas Islam Riau (UIR) juga mengeluarkan surat edaran nomor 1417/A-UIR/4/2020 perihal tentang kegiatan akademik pada masa Covid-19, meliburkan mahasisa, dan mengubah sistem pembelajaran menjadi Dalam Jaringan (Daring).

Diliburkannya mahasiswa, memiliki dampak bagi beberapa pedagang yang berjualan di lingkungan UIR. Seperti Nasri seorang pedagang buah-buahan.  Nasri ceritakan bahwa dagangannya sepi pembeli, hal tersebut terjadi karena adanya pandemi Covid-19, dimana pemerintah meminta masyarakat agar tetap diam di rumah dan mahasiswa yang diliburkan. Nasri menyebut, keuntungan dari hari biasanya menjadi berkurang hingga 50 persen. Selasa, (07/04).

“Hari biasanya dagangan saya habis, atau bersisa seperempat saja. Tapi sekarang berkurang keuntungan yang saya dapat merosot sekitar 50 persen. Mahasiswa juga tidak tampak lagi membeli karena mungkin mereka libur dan udah pulang kampung, saya berharap supaya bencana ini cepat berakhir”, Ungkapnya saat ditemui di depan Gedung Pasca Sarjana UIR.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sukoso atau yang akrab disapa Pak De. Ia merupakan seorang pedagang bakso kuah di samping Pasca Sarjana UIR. Keuntungan yang dapatkan tidak lagi sama seperti biasanya.

Sebagai upaya pencegahan Covid-19, Pak De menggunakan masker kain selama berjualan dan bertransaksi dengan pembeli, disisi lain ia tidak menggunakan hand sanitizer karena takut mengenai barang dagangannya.

“Ya beginilah dagangan sepi. Untuk antisipasi penyebaran Covid-19 Pak De menggunakan masker, kalau untuk hand sanitizer sengaja tidak pakai, takutnya nanti kena bakso atau api kompor ini. Tapi Pak De selalu cuci tangan setelah mendapatkan atau mengembalikan uang dari pembeli”, Jelasnya.

Keresahan lainnya juga di rasakan oleh penjaga pintu gerbang UIR. Selama pandemi Covid-19, terjadi pengurangan jam dan hari kerja. Biasanya penjaga bekerja dari Senin-Sabtu mulai 06:30 – 18:00 WIB. Akan tetapi sekarang hanya bekerja dari hari Senin-Jumat mulai pukul 07:00 – 16:00 WIB yang berefek pada pengurangan gaji.

“Kami digaji perhari, selama ada Covid-19 ini menjadi berkurang karena jam kerja kami juga dikurangkan. Sekarang hari Sabtu kampus tutup sedangkan jam efektifnya juga berkurang.” Ungkap Arbat Yudi, penjaga pintu gerbang samping UIR. 

Pengurangan gaji karyawan atau penjaga pintu gerbang UIR juga diberlakukan kepada seluruh tim.


Editor: Intan Salfitri


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *